Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
Sebagian besar dana tersebut ditujukan untuk membangun 100 toko ACC. Sebagian sumber pendanaan belanja modal HRTA berasal dari dana internal perusahaan. Sedangkan sebagian lainnya berasal dari pinjaman bank.
Secara keseluruhan, Sandra memprediksi pendapatan HRTA pada akhir tahun ini dapat naik 20% dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu sebesar Rp 2,48 triliun. Adapun laba bersih perusahaan ini diperkirakan bisa naik 15% dibanding perolehan tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp 112 miliar.
Sandra optimistis dengan potensi peningkatan kinerja HRTA. Terlebih lagi, bulan Juni mendatang berlangsung Idul Fitri yang dapat meningkatkan permintaan terhadap produk perhiasan.
Ia pun memperkirakan penjualan perusahaan ini dapat meningkat tiga kali lipat ketika momen liburan tersebut. Idul Fitri, Idul Adha dan 17 Agustus biasanya menjadi momen krusial bagi HRTA, karena saat itu permintaan terhadap produk perhiasan akan meningkat, terang dia.
Sandra menyebut, sentimen negatif yang dapat menghambat kinerja perusahaan adalah pelemahan nilai tukar rupiah dan kenaikan harga logam mulia. Pasalnya, pergerakan rupiah saling berkorelasi dengan pergerakan harga logam mulia.
Kalau harga gold spot menguat tapi rupiah melemah, harga logam mulia ikut menguat. Akibatnya, biaya produksi kami jadi meningkat, kata Sandra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News