Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai emiten pertama di Indonesia yang bergerak di bidang produsen dan penyedia perhiasan emas, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) terus berupaya meningkatkan penetrasi pasar secara nasional sepanjang tahun ini.
Sandra Sunanto, Direktur Utama PT Hartadinata Abadi Tbk mengatakan, saat ini pihaknya tengah fokus mengincar keuntungan dari segmen ritel. Rencananya, emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia per 21 Juni 2017 lalu tersebut akan mendirikan 100 toko ritel Aurum Collection Centre (ACC) baru sepanjang tahun ini.
Sebagai catatan, hingga April 2018, HRTA telah memiliki 25 toko ACC yang tersebar di berbagai wilayah, mulai dari Jawa Barat, Pulau Sumatra, hingga Sulawesi Selatan. Selain itu, HRTA telah melayani 600 toko emas di luar toko milik perusahaan. Emiten ini pun telah memiliki 33 wholesaler yang berperan untuk mendistribusikan produk perhiasan emas perusahaan.
Penambahan toko ACC dianggap penting mengingat popularitas merek toko berpengaruh terhadap minat konsumen dalam membeli perhiasan emas. Selain itu, tingginya kontribusi penjualan perhiasan kadar rendah yang ditujukan untuk segmen kelas menengah ke bawah juga menjadi alasan HRTA meningkatkan jumlah toko ACC-nya.
Kendati akan menambahkan toko dalam jumlah besar, Sandra menegaskan HRTA belum akan mendirikan pabrik baru pada tahun ini. “Utilitas pabrik kami masih rendah atau sekitar 29,9% dari total kapasitas, sehingga lebih baik kami fokus pada penambahan toko,” ujarnya, Kamis (3/5).
Sekadar informasi, saat ini HRTA memiliki empat pabrik yang berlokasi di Jawa Barat untuk memproduksi seluruh perhiasaan emas yang akan didistribusikan ke seluruh Indonesia. Jika ditotal, kapasitas keempat pabrik tersebut mencapai 2.500 kilogram (kg) tiap bulan.
Sandra membeberkan, untuk mewujudkan rencana bisnis di tahun ini, pihaknya telah menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 300 miliar. Sebagian dana tersebut ditujukan untuk membangun 100 toko ACC.
Sumber pendanaan belanja modal HRTA sebagian berasal dari dana internal perusahaan sedangkan sebagian lainnya berasal dari pinjaman bank.
Sandra menyebut, HRTA belum memiliki rencana untuk melakukan aksi korporasi dalam waktu dekat guna memperoleh pendanaan tambahan.
Secara keseluruhan, Sandra memproyeksikan pendapatan HRTA pada akhir tahun nanti dapat naik 20% dari pencapaian tahun lalu sebesar Rp 2,48 triliun. Adapun laba bersih perusahaan ditargetkan naik 15% dari perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp 112 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News