Reporter: Rika Theo, Dyah Ayu Kusumaningtyas |
JAKARTA. Saham-saham yang terkait Grup Bakrie berguguran. Mereka mengikuti saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang rontok 11,48% hari ini (29/8).
Saham-saham tersebut sempat amblas dalam perdagangan sepanjang hari ini. Saham BRMS sempat terjun 17%, saham VIVA juga ikut terpangkas terdalam 14%, dan saham BTEL juga sempat turun 9%.
"Kinerja mereka belakangan ini mengecewakan, membuat investor melepas saham-saham tersebut," kata Analis First Asia Capital David Nathanael Sutyanto kepada KONTAN, Rabu (29/8).
Secara teknikal, saham-saham Bakrie masih dalam tren turun. "Dalam beberapa waktu ke depan, mungkin ada sedikit technical reboundnamun belum ada tren pembalikan arah untuk naik," jelas David.
Kita bisa melihatnya menjelang penutupan bursa. Saham-saham tersebut mulai tampak naik sehingga di akhri perdagangan harga mereka tampak turun tidak terlalu banyak.
Contohnya seperti saham BRMS yang ditutup turun 3,09%. "Padahal tadi sempat turun 17%," kata David. Begitu juga dengan saham BTEL yang ditutup hanya turun 5%-an, bahkan VIVA malah hanya turun 1,39%.
Berikut harga saham-saham terkait Grup Bakrie di akhir perdagangan:
Saham | Persentase penurunan | Harga penutupan (Rp) |
BUMI | -11,48 | 670 |
BTEL | -5,56 | 139 |
BRMS | -3,09 | 470 |
VIVA | -1,39 | 710 |
BRAU | -14,29 | 240 |
UNSP | -3,68 | 131 |
ENRG | -8,91 | 92 |
Sedangkan tiga lainnya, yaitu saham PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) tak bergerak, PT Dharma Henwa Tbk (DEWA) dan PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) sudah tak bisa turun lagi dari level terendahnya sehingga bertengger di Rp 50.
Apa pelaku pasar masih bisa masuk?
Kata David, momen sentimen negatif fundamental grup ini bisa dijadikan trader sebagai ajang spekulasi. Namun, spekulasi ini akan berisiko besar mengingat kinerja BUMI yang buruk.
Bahkan David sama sekali tidak memberikan rekomendasi untuk semua saham terkait Bakrie ini, walaupun besok ada kemungkinan naik.
Tapi, David bilang, untuk investor yang berani masuk ke saham-saham ini, bisa menunggu harga di bawah. Misalnya BRMS yang support terdekatnya di Rp 445, tapi bila tembus akan menuju level Rp 390. Lalu VIVA dengan support terdekat di Rp 640 dan selanjutnya di Rp 580. Adapun support terdekat ENRG di Rp 88.
"Jika kinerjanya membaik di akhir tahun, maka harga saham berpotensi reversal. Tapi ini tergantung kinerja mereka ke depan. Apakah bisa mengelola utang dan memperbaiki kinerja mereka," ulas David.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News