Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Data inflasi berhasil mengangkat rupiah. Di pasar spot, Selasa (1/12), nilai tukar rupiah di hadapan dollar Amerika Serikat (AS) menguat 0,45% dibandingkan sehari sebelumnya menjadi 13.784. Sementara kurs tengah rupiah di Bank Indonesia (BI) menguat 0,23% menjadi 13.808.
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan, rupiah sudah menguat sejak awal perdagangan. Ia melihat, pasar lebih merespons data inflasi dalam negeri bulan November 2015 yang melandai di level 0,21%. Bahkan secara tahunan berada di bawah 5%.
Hingga akhir tahun ini Josua memperkirakan, inflasi akan sedikit berada di bawah 3%. “Dengan asumsi tersebut, maka inflasi masih cukup terkendali dan sesuai target pemerintah,” imbuhnya.
Andri Hardianto, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures, juga mengatakan, data inflasi menjadi sumber tenaga bagi rupiah. Namun, penurunan indeks manufaktur China menyebabkan rupiah masih rentan koreksi. Selanjutnya, pasar menanti data tingkat kepercayaan konsumen dan penjualan ritel.
Rabu (2/12) Andri menduga rupiah menguat di 13.730–13.900. Prediksi Josua, rupiah menguat di 13.675–13.800.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News