kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hari ini, ada crossing saham BTEL Rp 215 miliar


Kamis, 29 Januari 2015 / 18:47 WIB
Hari ini, ada crossing saham BTEL Rp 215 miliar
ILUSTRASI. 7 Makanan Sehat untuk Lansia, Penuhi Kebutuhan Vitamin dan Gula Alami. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Narita Indrastiti, Wuwun Nafsiah | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Saham PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) ditransaksikan di pasar negosiasi. Pada penutupan perdagangan Kamis (29/1), terjadi transaksi tutup sendiri alias crossing saham sebesar Rp 215,1 miliar. 

Transaksi tersebut melibatkan 50,04 juta lot saham di harga Rp 43 per saham. Dari data RTI, transaksi terbesar difasilitasi Sinarmas Sekuritas sebagai broker pembeli dan broker penjual. Ciptadana Securities juga melakukan pembelian 40.000 lot saham.

Namun, hingga saat ini, manajemen BTEL belum menjawab panggilan telepon dari KONTAN terkait transaksi tersebut. Di sisi lain, harga saham BTEL di pasar reguler masih stagnan di level Rp 50 per saham. Di pasar negosiasi, saham BTEL memang ditransaksikan di level bawah. Bahkan pada perdagangan Rabu (28/1) kemarin, saham BTEL sempat ditransaksikan di Rp 12 per saham di pasar negosiasi.

Harga saham BTEL sulit naik lantaran kondisi fundamental BTEL yang tak kunjung membaik. Belum lama ini, BTEL digugat atas tunggakan obligasi senilai US$ 380 juta. Surat utang itu berkupon 11,5% dan jatuh tempo pada Mei 2015. 

Namun belakangan, BTEL mencapai perdamaian atau homologasi dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Sebanyak 94,5% kreditur BTEL menyetujui skema pembayaran utang yang diajukan perseroan. 

BTEL akan mulai melalukan pembayaran utang 18 bulan setelah pengesahan homologasi. Kemudian, sebanyak 70% dari total utang akan dibayar dengan Mandatory Convertible Bond - A (MCB-A) yang nantinya bisa dikonversikan menjadi saham baru BTEL pada harga Rp 200 per saham. 

MCB-A memiliki jangka waktu 10 tahun. Sementara waktu penukarannya bisa dilakukan 3 bulan setelah rapat umum pemegang saham (RUPS). Saham baru ini setara 50% dari saham perusahaan. Sedangkan 30% sisanya akan dilakukan pembayaran secara bertahap. 

BTEL memiliki total tagihan utang senilai Rp 11,3 triliun. Utang tersebut dikelompokkan menjadi utang biaya hak penggunaan (BHP) frekuensi dan universal service obligation (USO) senilai Rp 1,26 triliun, utang usaha Rp 2,4 triliun, utang tower provider Rp 1,3 triliun, dan utang dana hasil wesel senior Rp 5,4 triliun. 

Kemudian, BTEL juga memiliki utang afilisasi senilai Rp 73,7 miliar, utang akibat derivatif Rp 185,3 miliar, utang dengan jaminan Rp 625,4 miliar, serta pembiayaan kendaraan Rp 2,6 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×