kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harganya jatuh 6,92% hari ini, kemana arah saham SOHO ke depan?


Kamis, 24 September 2020 / 18:26 WIB
Harganya jatuh 6,92% hari ini, kemana arah saham SOHO ke depan?


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Soho Global Health (SOHO) terkoreksi 6,92% ke harga Rp 11.775 pada penutupan perdagangan Kamis (24/9). Pada perdagangan sebelumnya, saham emiten produsen suplemen kesehatan Imboost ini juga terkena auto reject bawah.

Sebagai informasi, saham SOHO dibuka dengan harga penawaran Rp 1.820 per saham atau naik 24,73% pada perdagangan perdana pada Selasa (8/9) yang lalu. Dengan kata lain harga saham SOHO sudah melejit 546,97% sejak perdagangan perdana.

Stefanus Adrian Chandra Wijaya, Equity Analyst Phillip Sekuritas mengatakan, penurunan harga saham SOHO dalam beberapa waktu terakhir ini karena ada aksi profit taking dari pembeli yang telah membeli saat pasar perdana. Ia memprediksi harga saham SOHO masih akan tertekan aksi profit taking ke depannya.

Baca Juga: Dibayangi volatilitas harga minyak, simak rekomendasi saham Medco Energi (MEDC)

Pasalnya, kenaikan harga saham hampir 6 kali lipat sejak IPO tidak diikuti perubahan signifikan pada fundamental perusahaan dan harganya sudah terbilang sangat mahal. Saat ini price earning ratio (PER) SOHO tercatat 82,53 kali dan price to book value (PBV) 7,45 kali.

Menurut Stefanus, jika melihat saat IPO harga saham SOHO cukup menarik dengan ditawarkan dengan PER 11 kali yang cenderung lebih rendah dari industri, ditambah pula dengan profitabilitas yang baik.

Lebih lanjut ia menjelaskan, saham SOHO atau saham IPO lainnya bisa naik begitu signifikan lantaran tingginya investor yang berspekulasi pada saham-saham IPO dan berharap kenaikan harga jangka pendek.

Terlebih, pada Soho Global Health dimana memang bergerak dalam bidang kesehatan yang pada masa pandemi diharapkan penjualannya akan meningkat signifikan. Hal tersebut, sambungnya, tentu bakal meningkatkan permintaan investor di pasar sekunder.

Baca Juga: Emiten makanan-minuman dinilai aman dari sentimen resesi dan PSBB

"Kenaikan harga yang sangat tinggi pada SOHO sendiri terjadi karena di satu sisi perusahaan memiliki market cap kecil, saat perdagangan di bursa pun, pihak yang telah membeli di saham perdana cenderung menyimpan sahamnya dan tidak banyak menjual sahamnya ke publik," ungkapnya ketika dihubungi Kontan, Kamis (24/9).

Alhasil, dengan tingginya permintaan dan sedikitnya pihak penjual membuat harga saham tersebut melejit. Sementara saat ini, terlihat pembeli di pasar perdana mulai melakukan profit taking sehingga harganya jatuh.

Dari segi bisnis, Stefanus melihat SOHO memiliki prospek bisnis yang menjanjikan karena potensi konsumer masyarakat Indonesia masih sangat besar dan sekarang semakin sadar terhadap kesehatan.

"Perusahaan ini memiliki portofolio produk yang berbagai macam dan ada juga yang merupakan market leader. SOHO juga memiliki model bisnis yang terintegrasi dari hulu ke hilir," imbuhnya.

Baca Juga: Astra Graphia (ASGR) menaikkan pinjaman ke anak usahanya Astragrahia Xprint

Ia merekomendasikan pelaku pasar agar tidak masuk untuk saat ini lantaran harganya sudah terlalu tinggi.

Senada, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama Analis Binaartha Sekuritas juga menyatakan bisnis dalam industri farmasi masih mempunyai prospek yang cerah ke depannya seiring dengan permintaan yang terus meningkat di tengah pandemi.

Nafan memprediksi saham SOHO akan turun lebih dulu ke level support 11.350, kemudian support selanjutnya berada di 8.700. Nafan belum merekomendasikan saham ini lantaran harganya sudah terlalu tinggi.

Selanjutnya: Kimia Farma (KAEF) akan memproduksi Avigan untuk obat Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×