Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga tembaga turun pada Kamis (21/11) karena kekhawatiran tentang perkembangan terbaru dalam perang di Ukraina dan ketidakpastian permintaan di China.
Harga tembaga tiga bulan di London Metal Exchange (LME) turun 0,2% menjadi US$9.068 per ton pada pukul 15:25 GMT.
Baca Juga: Harga Logam Industri Berpotensi Naik Terbatas, Ini Pendorongnya
Sejak mencapai puncak empat bulan pada 30 September, harga tembaga di LME telah turun 11%, akibat kekhawatiran tentang permintaan di China, konsumen logam terbesar di dunia, dan pengaruh dolar AS yang kuat setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS.
"Pasar saat ini cemas dengan banyak hal," kata Nitesh Shah, Commodity Strategis di WisdomTree.
Ketegangan di Ukraina telah mengganggu pasar keuangan dalam beberapa hari terakhir.
Baca Juga: Harga Tembaga Naik 4 Hari Beruntun Rabu (20/11), Ketegangan Geopolitik Mereda
Pada Kamis (21/11), Kyiv melaporkan bahwa Rusia meluncurkan rudal balistik antarbenua dalam serangan terhadap Ukraina, yang merupakan penggunaan pertama senjata kuat tersebut dalam perang ini.
Awal pekan ini, Ukraina juga meluncurkan rudal buatan AS dan Inggris ke sasaran di dalam Rusia.
Pasar logam juga kecewa dengan sejauh mana stimulus yang diluncurkan China untuk merangsang ekonomi yang lesu.
"China harus membuat beberapa keputusan kebijakan, ada risiko geopolitik di Ukraina, dan ada usulan kebijakan pajak di AS serta dampaknya terhadap kebijakan suku bunga," kata Shah.
"Ini semua adalah ketidakpastian, jadi kita mungkin akan melihat perdagangan logam dasar dalam kisaran harga sampai ada jawaban yang lebih jelas."
Baca Juga: China Mengakhiri Kebijakan Rebate Pajak Ekspor untuk Aluminium dan Tembaga
Sebuah jajak pendapat Reuters terhadap ekonom menunjukkan bahwa Amerika Serikat dapat memberlakukan tarif hampir 40% pada impor dari China awal tahun depan, yang berpotensi memangkas pertumbuhan ekonomi China, ekonomi terbesar kedua di dunia, hingga 1 poin persentase.
Sementara itu, kontrak tembaga Desember yang paling banyak diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange (SHFE) ditutup naik 0,1% di 74.440 yuan (US$10.281,06) per ton.
Faktor lain yang membebani pasar adalah indeks dolar yang menguat, membuat logam yang dipatok dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Di antara logam lainnya, harga aluminium di LME turun 0,4% menjadi US$2.634 per ton, nikel turun 0,5% menjadi US$15.830, timbal turun 0,8% menjadi US$2.005,50, timah turun 0,4% menjadi US$28.905, dan seng naik 0,8% menjadi US$3.012,50.
Selanjutnya: Pinnacle Investment: Bisnis Kontrak Pengelolaan Dana Positif Hingga Akhir 2024
Menarik Dibaca: Sistem Face Recognition di Stasiun Kereta Telah Digunakan 5,85 Juta Kali Selama 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News