kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45863,29   1,62   0.19%
  • EMAS1.361.000 -0,51%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Tembaga Tertekan Data Output Industri China yang Mengecewakan


Senin, 17 Juni 2024 / 16:23 WIB
Harga Tembaga Tertekan Data Output Industri China yang Mengecewakan
ILUSTRASI. FILE PHOTO - Sheets of copper cathode are seen at the copper cathode plant inside La Escondida, the world's biggest copper mine, near Antofagasta, Chile March 31, 2008. REUTERS/Ivan Alvarado/File Photo


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga tembaga turun pada hari Senin (17/6), setelah data menunjukkan bahwa output industri China, konsumen terbesar dunia, lebih lemah dari yang diharapkan pada bulan Mei. Penguatan dolar AS juga menekan harga logam ini.

Melansir Reuters, harga tembaga tiga bulan di London Metal Exchange (LME) turun 1,1% menjadi US$9.637 per ton pada pukul 08.11 GMT, setelah menutup minggu lalu dengan harga yang stagnan.

Kontrak tembaga paling aktif untuk pengiriman bulan Juli di Bursa Berjangka Shanghai (SHFE) turun 2% menjadi 78.110 yuan (US$10.765,03) per ton.

Baca Juga: Harga Tembaga Turun Setelah Data Industri China Meleset dari Perkiraan

Pertumbuhan output industri China pada bulan Mei melambat menjadi 5,6%, meleset dari perkiraan 6%, di tengah penurunan pasar properti, tingginya utang pemerintah daerah dan deflasi. Namun, penjualan ritel meningkat bulan lalu.

Harga tembaga, yang sering dianggap sebagai indikator ekonomi, melonjak pada bulan Mei ke rekor tertinggi karena spekulasi pembelian di tengah kekurangan bahan baku. Harga kemudian terkoreksi turun karena permintaan China yang lebih lemah dari yang diharapkan.

Beberapa pelaku pasar sekarang bersikap pesimis terhadap tembaga, kata seorang pedagang, mengharapkan harga SHFE turun di bawah 70.000 yuan.

Dolar AS menguat karena euro mendekati posisi terendah lebih dari satu bulan di tengah kekhawatiran tentang prospek politik di Eropa.

Dolar yang lebih kuat membuat komoditas yang dihargai dalam dolar lebih mahal untuk dibeli bagi pemegang mata uang asing.

Data ekonomi juga menunjukkan output aluminium yang lebih tinggi di China, yang dikombinasikan dengan lonjakan impor dari Rusia baru-baru ini dan permintaan yang lemah dari sektor konstruksi, dapat meningkatkan persediaan, menurut para analis.

Baca Juga: Harga Logam Diproyeksi Tetap Solid di Tengah Sikap Hawkish The Fed

Di tempat lain, harga nikel LME kehilangan 1,5% menjadi US$17.315 per ton, aluminium turun 0,9% menjadi US$2.494,50, timah turun 1% menjadi US$31.995. Sementara seng naik 0,5% menjadi US$2.151 dan timbal naik 0,5% menjadi US$2.151.

Harga Nikel SHFE turun 1,6% menjadi 135.170 yuan per ton, aluminium turun 1,8% menjadi 20.290 yuan, seng kehilangan 2% menjadi 23.195 yuan, dan timah turun 2,4% menjadi 264.900 yuan, sementara timbal menguat 0,9% menjadi 18.730 yuan.

Selanjutnya: Piutang ADRO ke Emiten Heru Hidayat (TRAM) Sudah Lunas, Siapa Gerangan yang Membayar?

Menarik Dibaca: Diskon Boom Sale Ace di Hari Raya Idul Adha

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×