kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.914.000   -1.000   -0,05%
  • USD/IDR 16.375   30,00   0,18%
  • IDX 7.615   71,26   0,94%
  • KOMPAS100 1.060   12,24   1,17%
  • LQ45 803   8,71   1,10%
  • ISSI 254   2,19   0,87%
  • IDX30 416   4,77   1,16%
  • IDXHIDIV20 477   5,07   1,07%
  • IDX80 120   1,30   1,09%
  • IDXV30 123   1,76   1,45%
  • IDXQ30 132   1,14   0,87%

Harga Tembaga Naik Jelang Penerapan Tarif Impor 50% oleh AS


Senin, 28 Juli 2025 / 15:17 WIB
Harga Tembaga Naik Jelang Penerapan Tarif Impor 50% oleh AS
ILUSTRASI. Harga komoditas tembaga mengalami kenaikan menjelang diberlakukannya kebijakan tarif impor tinggi dari pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump. REUTERS/Eliseo Fernandez 


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID. Harga komoditas tembaga mengalami kenaikan menjelang diberlakukannya kebijakan tarif impor tinggi dari pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.

Kenaikan harga ini mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap potensi disrupsi pasokan dan lonjakan permintaan mendadak akibat aksi borongan menjelang tarif diberlakukan.

Berdasarkan data Bloomberg, Senin (28/7/2025), harga tembaga naik 0,3% menjadi US$ 9.797 per ton di London Metal Exchange (LME) pada pukul 12.13 waktu Shanghai.

Baca Juga: Harga Tembaga AS Cetak Rekor Tertinggi, Selisih dengan Acuan LME Kian Melebar

Kenaikan ini melanjutkan tren positif sebelumnya, di mana harga sempat menyentuh kenaikan 0,5%.

Kinerja logam industri lainnya pada hari yang sama justru bergerak variatif. Harga nikel terkoreksi 0,5%, sementara aluminium dan seng masing-masing turun tipis 0,1%.

Meski begitu, secara umum harga logam industri masih mendapat dukungan dari menguatnya sentimen aset berisiko global.

Didorong Sentimen Gencatan Dagang

Kenaikan harga tembaga juga didorong oleh meredanya kekhawatiran pasar terhadap konflik dagang global.

Baca Juga: Freeport Masih Tunggu Kepastian Tarif Impor Tembaga AS

AS dan Uni Eropa dilaporkan mencapai kesepakatan dagang yang mencegah keretakan lebih dalam, menjelang pertemuan penting antara AS dan China yang digelar di Stockholm pada hari ini.

Pertemuan tersebut diprediksi akan memperpanjang masa gencatan dagang selama 90 hari, memberi ruang bagi pasar dan pelaku industri untuk menyesuaikan strategi ekspor-impor mereka.

Tarif Tembaga AS Jadi Sorotan Global

Presiden Trump pada Rabu (09/07) lalu secara terbuka menyampaikan rencananya untuk mengenakan tarif impor khusus terhadap tembaga hingga 50%.

Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, kemudian mengonfirmasi bahwa kebijakan tersebut akan diberlakukan pada akhir Juli atau awal Agustus.

“Hari ini kami akan menggunakan tembaga. Kami akan membuatnya 50%,” ujar Trump dalam rapat kabinet yang disiarkan langsung di televisi nasional, menegaskan kembali sikap proteksionis yang menjadi ciri khas kebijakan industrinya.

Baca Juga: Trump Terapkan Tarif Impor Tembaga 50% per Agustus, Ini Efeknya ke Freeport

Kendati demikian, hingga saat ini belum ada kejelasan resmi mengenai detail implementasi tarif tersebut, termasuk jenis produk tembaga yang akan dikenai bea masuk tinggi, apakah tarif tersebut berlaku menyeluruh atau selektif, serta apakah ada pengecualian untuk negara mitra dagang tertentu.

Aksi Borongan Picu Ketidakseimbangan Pasar

Ancaman tarif tinggi telah memicu aksi borongan besar-besaran tembaga oleh importir dan pedagang global, terutama yang memasok ke pasar AS.

Volume besar pengiriman tembaga ke pelabuhan AS meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir, sebagai langkah antisipatif untuk menghindari dampak tarif.

Akibatnya, harga tembaga di pasar domestik AS kini tercatat jauh lebih tinggi dibandingkan harga di pasar global seperti LME.

Baca Juga: Menteri Bahlil: Ekspor Tembaga ke AS Tetap Harus Lewat Proses Hilirisasi

Namun demikian, perbedaan harga ini belum sepenuhnya mencerminkan dampak penerapan tarif 50% yang bersifat menyeluruh.

“Jika tarif ini benar-benar diterapkan tanpa pengecualian, kita bisa melihat lonjakan harga tembaga di pasar AS sekaligus penurunan aktivitas perdagangan lintas batas,” ujar seorang analis logam industri dari Shanghai Futures Exchange.

Potensi Efek Domino ke Industri Hilir

Kenaikan harga tembaga global ini diprediksi akan berdampak langsung pada berbagai sektor industri yang mengandalkan logam tersebut sebagai bahan baku utama, seperti industri kabel, elektronik, otomotif, dan energi terbarukan.

Beberapa pelaku industri di AS bahkan telah mengajukan petisi untuk menunda atau mengecualikan beberapa produk tembaga dari tarif tinggi, dengan alasan risiko inflasi biaya produksi dan gangguan rantai pasok.

Selanjutnya: Penjualan Segar Kumala Indonesia (BUAH) Melonjak 55,70% di Semester I-2025

Menarik Dibaca: Promo The Body Shop July Payday 25-31 Juli 2025, Moisturizer-Lip Oil Diskon 30%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×