Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga tembaga makin menunjukan performanya pada awal tahun ini. Mengutip Bloomberg, harga tembaga dalam kontrak tiga bulan terakhir di London Metal Exchange (LME) berada di level US$ 6.405 per metrik ton pada perdagangan Rabu (20/2). Angka ini menguat 1,36% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya atau sekitar US$ 6.319 per metrik ton.
Bahkan pencapaiannya saat ini tertinggi setidaknya dalam periode year to date (ytd) . Dibanding akhir perdagangan tahun lalu (31/12) naik sekitar 7,37% atau di level US$ 5.965 per metrik ton.
Senior research dan analis Asia Trade Point Futures, Cahyo Dewanto mengamati utamanya komoditas ini makin perkasa karena permintan sektor industri. Naiknya permintaan tembaga dari waktu ke waktu di industri alat rumah tangga, alat listrik, otomotif, pipa, konstruksi, memicu tembaga bullish di tahun ini. Tembaga pun menerima stimulus dari ekonomi China yang sedikit membaik beberapa waktu lalu.
Data neraca dagang China menunjukan ada surplus dalam neraca perdagangannya, yakni sebesar 271 miliar yuan. Jumlah ini di atas ekspektasi pasar sebesar 241 miliar yuan.
“Artinya secara jangka pendek masih positif,” kata Cahyo kepada Kontan, Kamis (21/2). Dia menambahkan walaupun dalam jangka panjang produk domestik bruto (PDB) China agak menurun, ekonomi China masih aman.
Kemajuan perundingan dagang juga mengangkat harga logam, termasuk tembaga. Diketahui perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China mulai mereda. Menurut desas-desus beredar, Jumat pekan ini kedua negara diprediksi akan membahas memorandum of understanding (MoU) yang mencakup bidang pertanian, hambatan nontarif dan layanan, transfer teknologi dan kekayaan intelektual.
Melemahnya mata uang safe haven juga memicu komoditas tersebut naik. “Poundsterling melemah menguatkan harga tembaga,” tutur Cahyo. Mengutip Bloomberg pergerakkan mata uang poundsterling terhadap dollar AS Kamis (21/2) melemah tipis 0,09% di level 1,3038.
Cahyo mengamati, mungkin saja tembaga dapat menjadi raja komoditas atau yang paling unggul di antara yang lainnya. Karena beberapa saham pertambangan kini dalam tren positif sebut saja perusahaan multinasional sekelas Glencore, BHP, Rio Tinto,dan Anglo American.
“Vale naik pendapatannnya sebesar 16% dan Freeport naik 2,9%,” jelas Cahyo. Dia pun merekomendasikan buy untuk komoditas logam ini.
Sebab secara teknikal indikator moving average (MA) 50, MA 100, dan MA 200 bergerak di zona positif yang mengindikasikan beli. Indikator relative strength index (RSI) 14 bergerak di atas garis. Moving average convergance divergence (MACD) pun demikian.
Adapun prediksi pergerakan harga tembaga besok akan berada di kisaran US$ 6.300-US$ 6.450 per mentrik ton. Harga sedikit terkoreksi karena sudah dalam level tertinggi tetapi masih bullish. Sedangkan dalam sepekan kisaran harga tembaga akan bergerak di level US$ 5.700-US$ 7.100 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News