Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Mengutip Bloomberg pada Selasa (12/2) harga tembaga dalam London Metal Exchange (LME) di level US$ 6.150 per metrik ton. Angka ini melemah 0,96% dibanding perdagangan sebelumnya di US$ 6.210 per metrik ton.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan pada dasarnya harga komoditas tengah terkoreksi akibat perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China. “Perang dagang dampaknya luar biasa indext dollar buktinya sekarang dalam tren penguatan,” kata Ibrahim kepada Kontan, Selasa (12/2).
Berdasarkan data di index spot pada Selasa (12/1) dollar AS stagnan di level 97,058. Akan tetapi, bila dibandingkan dengan mata uang utama lainnya mata uang negara Paman Sam masih unggul.
Menurutnya Investor fokus pada pembicaraan perdagangan tingkat tinggi di China minggu ini di mana Washington diperkirakan akan terus menekan Beijing pada tuntutan lama. “International Monetary Fund (IMF) sudah memperingiatkan akan terjadi resesi dari perang dagang menjadi perang teknologi dalam hal ini kekayaan intelektual,” tutur Ibrahim.
Bahwa ia melakukan reformasi struktural untuk melindungi kekayaan intelektual perusahaan-perusahaan Amerika, untuk mengakhiri kebijakan yang bertujuan memaksa transfer teknologi ke Perusahaan Cina, dan mengekang subsidi industri.
Ia menambahkan pada kuartal II tahun ini AS berencana biaya impor China yang sebelumnya senilai US$ 200 miliar diprediksi meningkat menjadi 25% dari 10%. Level psikologis harga tembaga bagi Ibrahim berada di kisaran US$ 6.000 per mentrik ton.
Jika biaya impor China terhadap AS jadi dinaikkan artinya harga komoditas kemungkinan akan terkoreksi kembali, tak terkecuali bagi tembaga. Ibrahim memprediksi harga tembaga pada perdagangan besok masih cenderung terkoreksi. Kemungkinan harga tembaga akan bergerak di level US$ 6.050-US$ 6.185 per metrik ton. Sementara dalam sepekan di kisaran US$ 5.890-US$ 6.200 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News