Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga tembaga di bursa London memperpanjang penurunannya hingga mencapai level terendah lebih dari empat minggu pada hari Jumat (7/6).
Di bawah tekanan dari penguatan dolar, data ketenagakerjaan AS, dan angka perdagangan beragam dari konsumen logam terkemuka Tiongkok.
Melansir Reuters, harga tembaga untuk kontrak tiga bulan di London Metal Exchange (LME) turun 3,1% menjadi US$9,837 per ton pada 1311 GMT, setelah menembus di bawah rata-rata pergerakan 50 hari di US$9,862 dan menyentuh level terendah sejak 8 Mei di US$9.830.
Dolar melonjak setelah data menunjukkan perekonomian AS menciptakan lebih banyak lapangan kerja dari yang diharapkan pada bulan Mei, mengurangi kemungkinan penurunan suku bunga berulang kali oleh The Fed pada tahun ini.
Baca Juga: Laporan Ketenagakerjaan AS Akan Dirilis, Harga Emas Diproyeksi Naik Lebih Tinggi
Hal ini membuat komoditas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain dan secara umum memperburuk prospek logam yang bergantung pada pertumbuhan.
Tembaga, yang digunakan dalam pembangkit listrik dan konstruksi, telah turun 1,9% minggu ini, meninggalkannya 11% di bawah rekor tertinggi US$11.104,5 yang dicapai pada 20 Mei.
“Kami mengalami reli besar baru-baru ini namun ada banyak tanda bahwa pasar fisik tidak terlalu kuat, jadi kemunduran ini masuk akal,” kata Dan Smith, kepala penelitian di Amalgamated Metal Trading.
Di China, indikatornya masih beragam. Data perdagangan bulan Mei menunjukkan ekspor yang lebih baik dari perkiraan, menunjukkan bahwa pemilik pabrik berhasil menemukan pembeli di luar negeri.
Namun, impor meningkat dengan laju yang lebih lambat, hal ini menunjukkan rapuhnya konsumsi dalam negeri.
Baca Juga: Harga Tembaga Rebound Kamis (6/6), Didorong Harapan Penurunan Suku Bunga
Persediaan tembaga di gudang yang dipantau oleh Shanghai Futures Exchange (SHFE) berada pada level tertinggi dalam lebih dari empat tahun setelah melonjak sejak awal tahun 2024. Persediaan tersebut naik 4,7% pada minggu ini.
“Secara historis, stok tembaga di bursa SHFE mulai menurun sejak paruh kedua bulan Maret dengan kuartal kedua secara musiman merupakan permintaan tembaga terkuat,” kata analis komoditas ING, Ewa Manthey.
Impor tembaga mentah bulan lalu lebih tinggi dari perkiraan, menambah kekhawatiran bahwa persediaan di China akan terus meningkat.
“Harga tembaga akan mengalami koreksi ke bawah, kecuali pemerintah China mengumumkan langkah-langkah stimulus berkelanjutan, atau kita melihat pabrik peleburan China mengurangi produksinya,” tambah Manthey.
Di tempat lain, harga aluminium LME turun 1,5% menjadi US$2.607 per ton, seng turun 2,9% menjadi US$2.826, timbal turun 1,3% menjadi US$2.211,50, timah turun 1,6% pada US$31.605, dan nikel turun 2,6% pada US$18.055.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News