Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Surat Utang Negara (SUN) diperkirakan akan kembali mengalami kenaikan pada perdagangan Senin (26/11). Hal ini didukung oleh faktor pergerakan nilai tukar rupiah serta berakhirnya jadwal lelang Surat Berharga Negara yang membatasi pasokan instrumen tersebut di pasar sekunder.
Dari dalam negeri, agenda ekonomi yang disampaikan pada pekan ini adalah data perkembangan uang beredar bulan Oktober 2018 di hari Jumat (30/11) mendatang.
Sedangkan dari luar negeri, beberapa agenda akan dicermati oleh para pelaku pasar. Di antaranya adalah data pertumbuhan ekonomi AS kuartal III 2018 yang akan disampaikan pada Rabu (28/11) waktu setempat. Kemudian akan diikuti data personal income & spending yang akan dirilis pada Kamis (29/11).
“Di akhir pekan, para pelaku pasar akan menantikan notulen FOMC Minutes,” kata Analis Fixed Income MNC Sekuritas, I Made Adi Saputra dalam riset, hari ini.
Sebelumnya, harga SUN pada perdagangan Jumat (23/11) naik berkat berlanjutnya penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Harga SUN bertenor pendek mengalami perubahan sekitar 15 bps sehingga menyebabkan terjadinya perubahan tingkat imbal hasil berkisar 2—5 bps. Harga SUN bertenor menengah mengalami kenaikan harga antara 10—20 bps yang mendorong penurunan imbal hasil sekitar 2—4 bps. Adapun harga SUN bertenor panjang naik hingga 80 bps sedangkan imbal hasilnya turun antara 1—8 bps.
Secara teknikal, harga SUN masih bergerak dalam tren kenaikan harga. Alhasil, peluang terjadinya kenaikan harga SUN dalam jangka pendek dan menengah masih cukup terbuka. Hanya saja, harga SUN telah memasuki area jenuh beli sehingga akan membatasi potensi kenaikan harga, terutama pada SUN tenor 10 tahun sampai 15 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News