kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembatalan lelang SBN bisa mendorong volume perdagangan pasar sekunder dan harga SUN


Jumat, 23 November 2018 / 20:39 WIB
Pembatalan lelang SBN bisa mendorong volume perdagangan pasar sekunder dan harga SUN
ILUSTRASI. Pemerintah raup 12 triliun dari Lelang SUN


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lelang Surat Berharga Negara (SBN) yang tersisa di tahun ini resmi dibatalkan oleh pemerintah. Keputusan ini dinilai bisa mempengaruhi pergerakan harga dan yield Surat Utang Negara hingga volume perdagangan instrumen tersebut di pasar sekunder.

Sebelumnya perlu diketahui, terdapat empat lelang SBN yang ditiadakan oleh pemerintah. Di antaranya adalah lelang Sukuk Negara pada 27 November 2018 dan 11 Desember 2018 kemudian lelang SUN pada 4 Desember 2018 dan 18 Desember 2018.

Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Management, Eric Sutedja mengatakan, pembatalan lelang SBN otomatis membuat pasokan obligasi bagi para investor berkurang. Padahal, permintaan masih cukup tinggi jelang akhir tahun ini. “Masih ada sejumlah investor institusi yang sedang mengejar sisa target portofolio instrumen obligasinya,” kata Eric, Jumat (23/11).

Meski demikian, hal itu justru bisa mendorong investor untuk berbondong-bondong masuk ke pasar sekunder. Ujung-ujungnya harga SUN berpotensi naik akibat tingginya permintaan dari investor di tengah rendahnya suplai.

Potensi tersebut cukup terbuka lebar mengingat kondisi pasar obligasi dalam negeri cukup kondusif belakangan ini berkat penguatan rupiah dan masuknya dana investasi asing.

Analis Obligasi BNI Sekuritas, Ariawan berpendapat serupa. Sebenarnya minat investor terhadap lelang SBN cukup besar dalam beberapa waktu terakhir, khususnya untuk lelang SUN. Hal ini terlihat nilai penawaran masuk pada lelang SUN terakhir yang digelar Rabu (21/11) lalu sebesar Rp 41,62 triliun. “Sejak akhir September lelang SUN selalu mencatatkan penawaran masuk di atas Rp 40 triliun,” kata Ariawan, hari ini.

Dari jumlah penawaran sebesar itu, pemerintah dibatasi dengan hanya bisa memenangkan lelang maksimal Rp 20 triliun. Artinya, masih ada dana sekitar Rp 20 triliun lagi yang belum terserap. Dana inilah yang nanti berpeluang pindah ke pasar sekunder.

Maka dari itu, ia juga yakin bahwa akan ada peningkatan volume perdagangan SUN di pasar sekunder dalam waktu dekat. Hanya saja, potensi peningkatan volume perdagangan tersebut tidak akan berlangsung lama. Sebab, terdapat momen libur akhir tahun pada bulan Desember nanti yang bisa mendorong menurunnya volume perdagangan SUN di pasar sekunder.

Karenanya, Ariawan bilang bahwa kemungkinan lonjakan volume perdagangan di pasar sekunder terjadi di akhir November sampai pertengahan Desember saja. Lebih lanjut, ketiadaan lelang di sisa tahun ini tak lantas membuat investor yang belum sempat mengikutinya akan merugi.

Potensi keuntungan ketika membeli obligasi di pasar primer maupun di pasar sekunder relatif sama. Bedanya adalah ketika lelang berlangsung investor berkesempatan membeli obligasi dalam jumlah yang jauh lebih besar ketimbang di pasar sekunder dalam satu kali transaksi.

“Jadi, sekali transaksi investor bisa beli sampai Rp 500 miliar di pasar primer. Sebaliknya investor bisa kesulitan melakukan hal yang sama di pasar sekunder,” ungkap Ariawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×