kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45905,94   -0,35   -0.04%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga sejumlah saham Grup Lippo kembali turun


Kamis, 07 Oktober 2021 / 07:00 WIB
Harga sejumlah saham Grup Lippo kembali turun


Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas saham Grup Lippo kompak menguat sejak awal tahun. Hanya saham dari sektor propertinya saja yang masih mencatat imbal hasil atawa return negatif.

Namun, saham Grup Lippo yang berkaitan dengan new economy belakangan ini kembali melemah. Sebaliknya, saham di sektor properti mulai menanjak.

Saham PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) misalnya. Kemarin, saham ini turun Rp 6,49% ke level 865 per saham. Sehingga, saham ini telah mengakumulasi penurunan 10,82% selama satu bulan terakhir.

Baca Juga: Mencermati prospek saham sektor retail usai pelonggaran PPKM

Saham MLPL juga turun 6,80% kemarin dan penurunan ini mengakumulasi penurunan 10,28% selama satu bulan. Tren serupa juga terjadi pada saham new economy Grup Lippo yang lain.

Sukarno Alatas, analis Kiwoom Sekuritas menyebut, saham new economy Grup Lippo sudah naik tinggi. "Jadi, penurunan ini lebih ke faktor teknikal," ujar dia, Rabu (6/10).

Terlebih, sentimen new economy yang sempat mengerek sejumlah saham Grup Lippo membuat valuasinya relatif lebih mahal dibanding pemain sejenis. MPPA memiliki price to book value (PBV) hingga 59,7 kali. PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) memiliki PBV 5,09 kali.

Saham PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) hanya memiliki PBV 2,34 kali. PBV saham PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) bahkan hanya memiliki PBV 1,5 kali.

Baca Juga: Dikabarkan akan tambah modal, saham Matahari Putra Prima (MPPA) justru turun

Di tengah valuasi yang relatif tinggi tersebut, sentimen negatif muncul. "Aksi jual saham-saham teknologi di Amerika Serikat (AS) menyeret penurunan saham sejenis di dalam negeri," ujar analis RHB Sekuritas Indonesia Michael Setjoadi.

Bursa utama di AS belakangan ini diberatkan oleh saham teknologi. Penyebabnya, pemerintah AS pada September kemarin memberikan sinyal kuat untuk mengurangi porsi pembelian obligasi atawa tapering off

Sentimen tersebut juga mengerek tingkat bunga di sana. Kenaikan ini membuat return saham teknologi menjadi kurang menarik.

Pada saat yang bersamaan, sinyal pemulihan ekonomi mengerek harga minyak yang berbuntut merangkaknya harga saham di sektor ini. Investor juga mulai kembali memburu saham yang dinilai paling atraktif ketika terjadi pemulihan ekonomi seperti sektor pariwisata. 

Baca Juga: Perusahaan Marketplace Besar Kuasai Saham Emiten Ritel

"Jadi, ada rotasi. Terganggunya layanan Facebook dan afiliasinya beberapa hari lalu kian memperburuk keadaan," terang Michael.

Rotasi juga sejatinya terjadi di dalam negeri. Ini tercermin dari saham old economy yang kembali mendominasi jajaran saham big caps. Bukan hanya Grup Lippo, saham yang berkaitan dengan new economy seperti PT Bank Jago Tbk (ARTO) juga turun satu bulan terakhir.

Meski begitu, sentimen yang tengah menghampiri hanya bersifat sementara. Michael masih mempertahankan rekomendasi MPPA dengan target harga Rp 1.750 per saham.

Baca Juga: Sektor retail membaik, simak rekomendasi untuk saham-saham ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×