Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Astra International Tbk (ASII) terus tertekan selama hampir dua pekan. Berbagai sentimen negatif mempengaruhi kinerja saham ASII.
Kamis (25/1), harga saham ASII turun 0,49% atau Rp 25 ke Rp 5.050 per saham. Bahkan, harga saham ASII turun 10,62% sejak awal tahun.
Head of Corporate Investor Relation Astra International Tira Ardianti menyampaikan bahwa sebagian kinerja bisnis Astra terpengaruh oleh harga komoditas, termasuk batu bara yang harganya mulai normal setelah mengalami peningkatan yang sangat tinggi pada tahun 2022.
“Tahun ini juga masih terdapat risiko ketidakpastian, termasuk risiko tahun politik yang kami harapkan berdampak secara jangka pendek,” kata Tira kepada Kontan.co.id, Kamis (25/1).
Baca Juga: Astra International (ASII) Tertekan Banyak Sentimen Negatif, Cek Rekomendasi Analis
Secara umum, saat kondisi bisnis kurang baik, Tira bilang ASII secara internal akan meningkatkan upaya-upaya operational excellence, termasuk meningkatkan efisiensi biaya untuk mempertahankan kinerja bisnis.
Khusus untuk bisnis otomotif, ASII berharap suku bunga akan turun pada kuartal II-2024 sehingga dapat mendorong bisnis pembiayaan yang mendukung penjualan otomotifnya.
“Faktor pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat sangat penting bagi kinerja Astra. Kami berharap perekonomian Indonesia akan terus resilient, sehingga juga dapat berdampak positif terhadap bisnis Astra,” tuturnya.
Tira melihat pergerakan harga saham yang terus melemah dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk sentimen pasar. Dia menegaskan bahwa fundamental ASII masih cukup baik.
Baca Juga: Banyak Sentimen yang Menekan Saham Astra International (ASII)
Selain itu, produsen mobil listrik asal China BYD resmi masuk pasar Indonesia, pada Kamis (18/1). Masuknya BYD ke tanah air juga dinilai menjadi sentimen negatif bagi ASII.
“Kami melihat bahwa kendaraan elektrifikasi perlahan mulai hadir sebagai sebuah segmen di industri otomotif tanah air. Masuknya brand baru akan memberikan semakin banyak pilihan bagi konsumen. Ini peluang bagi kami untuk menawarkan produk-produk yang menarik dan dapat memenuhi permintaan pelanggan yang beragam,” katanya.
Dari adanya peluang tersebut, ASII terus menawarkan beragam produk kendaraan baik non EV maupun EV termasuk HEV dan BEV untuk memenuhi permintaan konsumen.
Tahun lalu, sekitar 71 ribu unit kendaraan elektrifikasi berhasil terjual di pasar otomotif nasional, di mana 24% dari BEV dan 76% berasal dari jenis HEV atau Hybrid.
Baca Juga: Prediksi Pemilu Aman, Mirae Asset Minat Investasi di Bursa Saham Meningkat pada 2024
Penjualan BEV meningkat 65% YoY dan HEV meningkat 426% YoY. Tira mengatakan pangsa pasar Astra di BEV dan HEV keduanya pun mengalami peningkatan.
“Ke depannya, pasar otomotif akan semakin kompetitif dan kami akan terus mendorong penjualan kendaraan-kendaraan yang disukai masyarakat Indonesia dan menawarkan nilai tambah bagi konsumen,” lanjut dia.
Nilai tambah yang ditawarkan ASII seperti, meningkatkan customer experience melalui produk, jaringan omnichannel, dan layanan purna jual yang baik untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi konsumen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News