kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga saham sektor consumer goods tertekan sejak awal tahun, ini sebabnya


Selasa, 23 Maret 2021 / 17:27 WIB
Harga saham sektor consumer goods tertekan sejak awal tahun, ini sebabnya
ILUSTRASI. Karyawan melintas di depan papan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) kompak mencatatkan realisasi kinerja ciamik sepanjang 2020. Masing-masing membukukan kenaikan laba bersih 32% dan 31% menjadi Rp 6,46 triliun dan Rp 6,59 triliun.

Analis Pilarmas Investindo Okie Setya Ardiastama menilai kinerja kedua emiten yang tergabung dalam sektor consumer goods ini melebihi ekspektasi, dimana laba bersih diproyeksikan naik meskipun terdapat hambatan pada penjualan di sepanjang tahun 2020.

Untuk tahun ini, ia menilai kinerja keuangan INDF dan ICBP masih berpotensi tertekan pada kuartal I dan II. Kendati begitu, tetap ada peluang perbaikan di kuartal III dan IV. 

"Secara keseluruhan kami melihat adanya kenaikan penjualan maupun laba pada tahun ini," ujarnya kepada kontan.co.id, Selasa (23/3).

Pilarmas Investindo memproyeksikan sepanjang 2021, kenaikan laba INDF sebesar 9,5% secara tahunan. Sedangkan, ICBP diproyeksikan laba bersih akan tumbuh 11,5%.

Di sisi lain, pada penutupan perdagangan saham hari ini, harga saham sektor consumer goods sejak awal tahun terus mengalami tekanan. Seperti INDF secara year to date (ytd) harga sahamnya masih turun 2,55%, ICBP turun 3,92%, UNVR turun 8,16%, dan MYOR turun 1,85%.

Baca Juga: IHSG diprediksi konsolidasi, Senin (22/3), saham-saham ini bisa dicermati

Okie menilai penurunan harga saham industri konsumsi pada tahun 2020 seiringan dengan ekspektasi pelaku pasar dimana laba diproyeksikan melambat sebagai dampak dari melemahnya daya beli masyarakat di sepanjang tahun 2020 dan awal tahun 2021. 

Untuk tahun ini, Pilarmas Investindo melihat kinerja emiten industri konsumsi masih berpotensi tertekan. "Namun dapat lebih baik dari tahun lalu," katanya.

Ia menilai saat ini stabilitas nilai tukar rupiah diperlukan guna menjaga biaya produksi tetap rendah. Selain itu membaiknya daya beli masyarakat dinilai dapat menjadi penopang kinerja emiten industri konsumsi.

"Untuk INDF kami merekomendasikan buy dengan target harga di level Rp 7.225 dan ICBP buy dengan target harga Rp 9.375," lanjutnya.

Sementara, untuk saham UNVR dan MYOR Okie merekomendasikan untuk hold di harga, secara berurutan Rp 7.500 dan Rp 2.750. Ia menjelaskan, untuk UNVR pihaknya melihat dampak terhadap kinerja keuangan pada tahun ini masih besar dibandingkan dengan ICBP dan INDF. 

Sementara, untuk MYOR pihaknya masih akan melihat kinerja keuangan tahunan 2020 dan kuartal I 2021.

"Hal tersebut menjadikan pertimbangan kami dalam menentukan rating," tutupnya.

Adapun pada penutupan perdagangan saham hari ini, tercatat harga INDF ditutup di level Rp 6.675 atau naik 5,12%. Kemudian, ICBP pada harga Rp 9.200 atau naik 4,25%. Kemudian, UNVR di level Rp 6.750 atau naik 0,75% dan MYOR di level Rp 2.660 atau turun 1,85%.

Selanjutnya: IHSG menguat 0,13% pada Jumat (19/3), simak proyeksinya untuk pekan depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×