CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -30.000   -1,94%
  • USD/IDR 15.740   98,00   0,62%
  • IDX 7.244   -140,01   -1,90%
  • KOMPAS100 1.117   -21,26   -1,87%
  • LQ45 887   -14,43   -1,60%
  • ISSI 220   -4,35   -1,94%
  • IDX30 457   -6,42   -1,38%
  • IDXHIDIV20 554   -6,30   -1,12%
  • IDX80 128   -2,00   -1,53%
  • IDXV30 139   -0,11   -0,08%
  • IDXQ30 153   -1,86   -1,20%

Harga saham sedang turun, waktu terbaik untuk beli reksadana ETF


Kamis, 20 Februari 2020 / 20:35 WIB
Harga saham sedang turun, waktu terbaik untuk beli reksadana ETF
ILUSTRASI. Pekerja berjalan di dekat monitor pergerakan bursa saham saat pembukaan perdagangan saham tahun 2020 di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1/2020). Ketika market kembali bergairah, saham blue chip yang jadi underlying ETF akan rebound duluan.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham yang tengah lesu setelah diterpa berbagai masalah, mulai dari sentimen eksternal hingga dari internal, justru dinilai menjadi momen yang paling tepat untuk masuk ke dalam investasi reksadana exchange traded fund (ETF). Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Indo Premier Investment Management (IPIM) Noviono Darmasusilo.

Menurut pria yang kerap disapa Nono itu, pasar saham Indonesia merupakan pasar yang mempunyai sifat resilient. Maksudnya adalah pasar saham Indonesia meski turun akan segera rebound.

“Saat ini dari segi kepemilikan saham dan segi transaksi atau activity itu sudah dimiliki institusi domestik. Jadi ketika market turun karena investor asing jual, yang akan beli itu dari domestik, hal inilah yang support market,” ujar Nono kepada Kontan.co.id, Kamis (20/2).

Baca Juga: ETF bisa jadi pilihan di tengah merosotnya saham dan reksadana saham

Selain itu, Nono juga menyebut tengah lesunya pasar saham merupakan momen yang tepat bagi para investor untuk membeli reksadana ETF. Hal ini tidak terlepas dari valuasi saham-saham yang tengah turun dan menjadi murah.

“Harga murah ini adalah timing yang tepat, sebab ketika market kembali bergairah dan mulai earning lagi, nanti saham blue chip yang akan rebound duluan. Dan reksadana ETF kan portofolionya berisikan saham blue chip, jadi akan kelihatanlah untungnya,” tambah Nono.

Sementara itu, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana berpendapat bahwa prospek reksadana ETF di 2020 masih akan tumbuh. Terlebih lagi dengan kinerja reksadana saham yang belum bisa bangkit dan masih di bawah indeks.

Baca Juga: Kembangkan ETF, BEI menambah insentif dan buka pembatasan pergerakan harga maksimal

“Untuk investor institusi yang ingin masuk ke reksadana, reksadana ETF menjadi pilihan yang menarik. Sebab reksadana ini menawarkan diversifikasi, transparansi dan likuid, ditambah management fee yang relatif murah,” terang Wawan

Wawan memproyeksikan dana kelolaan reksadana ETF pada tahun ini bisa tumbuh mencapai 15% atau ke Rp 23 triliun-Rp 24 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×