Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham dari sektor pertambangan nampaknya berpeluang melanjutkan capaian positif tahun 2018 di tahun ini. Bagaimana tidak, sepanjang Januari 2019 saham-saham dari sektor tersebut kembali tancap gas dengan kenaikan sebesar 8,30% atau berada di urutan kedua setelah sektor infrastruktur yang bertengger di urutan pertama dengan kenaikan sebesar 9,97%. Capaian positif tersebut yang pada akhirnya membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan sebesar 5,50% di bulan yang sama.
Sebagai informasi, saham-saham sektor pertambangan berhasil menutup tahun 2018 dengan kenaikan dua digit sebesar 11,45%. Capaian tersebut berada di urutan kedua setelah sektor industri dasar dan kimia yang berhasil finish dengan kenaikan sebesar 24,01 di penutupan perdagangan tahun 2018.
Analis Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy menilai saham-saham sektor pertambangan punya peluang untuk kembali menorehkan capaian positif seperti tahun lalu. Hal itu sangat memungkinkan lantaran pergerakan harga komoditas pertambangan khususnya emas, nikel, dan batubara masih menunjukkan tren positif hingga awal Februari 2019.
Namun, menurut Robertus saat ini masih terlalu dini untuk memproyeksi bagaimana pergerakan saham-saham dari sektor pertambangan sepanjang tahun 2019.
Pasalnya, pergerakan saham-saham dari sektor tersebut tidak serta merta dilihat dari pergerakan harga komoditas saja.
“Sementara ini kami masih menunggu bagaimana kinerja keuangan tahun 2018 yang belum dirilis oleh emiten-emiten dari sektor pertambangan,” kata Robertus kepada Kontan.co.id Rabu (6/2).
Terdapat faktor selain tren positif pergerakan harga komoditas pertambangan yang membuat pergerakan saham-saham dari sektor pertambangan kembali moncer di bulan Januari 2019. Faktor tersebut adalah adanya ekspektasi kenaikan nilai dividen atas laba tahun 2018 dari sejumlah emiten yang akan diumumkan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sekitar dua bulan mendatang.
“Terutama yang ditunggu adalah pengumuman dari PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG),” ungkap Robertus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News