Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) hampir dipastikan bakal menggelar rights issue guna mendulang dana. Estimasi harga saham baru pun telah dibuat.
Direktur Utama ADHI Kiswodarmawan mengatakan, pihaknya sudah membuat ancer-ancer harga saham baru yang akan diterbitkan. "Harganya ada di kisaran Rp 4.000 per saham," ujarnya, Rabu (4/2) malam.
Ini merupakan penetapan harga yang baru setelah tahun lalu perseroan berencana membanderol di harga Rp 2.525 per saham.
BUMN konstruksi ini menargetkan bisa menjaring dana segar sebesar Rp 2,8 triliun dari hajatan tersebut. Hitung punya hitung, dengan target dana dan harga per saham yang telah ditetapkan, maka jumlah saham yang harus dilepas mencapai 700 juta saham.
Jumlah itu setara dengan 38,86% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan per akhir November 2014. Mengutip data RTI, pemegang saham ADHI terdiri dari pemerintah sebanyak 918,68 juta atau 51%.
Kemudian ada BEP Adji Satmoko yang mengempit 4.500 saham dan Giri Sudaryono sebanyak 900 saham. Adapun, sisanya, 882,62 juta atau 49% merupakan milik publik. Sehingga, total modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan mencapai 1,8 miliar saham.
Namun, Kiswodarmawan bilang, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah mewanti-wanti ADHI jangan terlalu banyak memiliki saham beredar. "Mereka mensyaratkan tambahan saham beredar tidak sampai 30%," tuturnya.
Oleh karena itu, perseroan akan mematangkan terlebih dahulu rencana rights issue ini. Terkait rasio rights issue, perseroan belum bisa mengungkapkan secara detil.
Manajemen ADHI juga belum mau mengungkapkan tim advisor yang digandeng untuk memuluskan rencana aksi korporasi tersebut. Namun, secara tersirat, perseroan akan melibatkan perusahaan sekuritas BUMN. "Ya, mungkin kami akan minta bantuan Danareksa (Sekuritas), Mansek (Mandiri Sekuritas), dan Bahana (Securities)," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News