Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Bahkan, Suluh mengaku level support yang dipasangnya saat ini masih jauh dari level harga saat ini, yakni di US$ 1.760 per ons troi, dengan potensi resistance di sisa 2020 yakni US$ 1.850 per ons troi. Sehingga, Suluh merekomendasikan buy on weakness emas spot saat harga bergerak di bawah US$ 1.800 per ons troi.
Di sisi lain, dia sangsi bahwa harga emas global bisa bergerak menyentuh US$ 1.900 per ons troi, mengingat aktivitas ekonomi di beberapa negara mulai dibuka kembali dengan ketentuan new normal. Meskipun ekonomi tidak akan sebaik yang diharapkan, Suluh optimistis geliat ekonomi masih bisa diharapkan di sisa tahun ini.
"Kami enggak gitu yakin harga bakal naik ke US$ 1.900 per ons troi, apalagi secara global meskipun ekonomi dalam keadaan slowdown dan krisis, tapi tidak akan berlebihan," jelasnya.
Baca Juga: Harga emas Antam melonjak Rp 6.000 menjadi Rp 940.000 per gram pada Kamis (9/7)
Secara tren, Suluh memperkirakan harga emas global masih akan menarik dilirik dan berpotensi melanjutkan kenaikan. Syaratnya perhatian pasar masih tertuju pada perkembangan Covid-19 dan krisis ekonomi. Sebaliknya, jika vaksin berhasil ditemukan, Suluh melihat potensi harga emas spot ambrol mendekati level support.
Adapun untuk prospek harga emas milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam), Suluh menilai saat ini harga sudah masuk area jenuh dan direkomendasikan untuk jual sebagian. Apalagi, jika harga emas Antam naik terlalu tinggi, akan memicu terjadinya penurunan permintaan.
"Menurut kami ini momentum untuk jual sebagian emas Antam, dengan level ideal untuk mulai kembali beli saat harga di level Rp 850.000 per gram, dengan pilihan emas 10 gram dan 5 gram sebagai best price serta likuid," tandasnya.
Baca Juga: Selepas tengah siang, harga emas spot masih menanjak di US$ 1.812,63 per ons troi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News