Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Data manufaktur China yang positif serta pasokan yang disinyalir akan lebih ketat jadi pendongkrak laju harga platinum. Analis pun optimis kenaikan harga bisa terus berlanjut hingga penutupan tahun 2016 ini.
Mengutip Bloomberg, Selasa (1/11) pukul 15.16 WIB harga platinum kontrak pengiriman Januari 2017 di New York Mercantile Exchange terangkat 0,61% di level US$ 984,60 per ons troi dibanding hari sebelumnya. Sepanjang pekan terakhir harga sudah melesat 2,04%.
Andri Hardianto, Research and Analyst PT Asia Tradepoint Futures menjelaskan sentimen positif terbaru datang setelah data PMI manufaktur China Oktober 2016 melesat ke level 51,2 dari sebelumnya di level 50,4. Ini sejalan dengan caixin manufaktur China yang juga bertengger di level yang sama.
Artinya ada kenaikan aktivitas manufaktur di Negeri Tirai Bambu yang tentunya berkorelasi dengan dongkrakan permintaan platinum.
Ditambah lagi, diprediksi pasokan dari Afrika Selatan, salah satu negara produsen platinum terbesar dunia akan mengempis. Hal ini disampaikan oleh dua perusahaan fund manager terbesar Afrika Selatan yakni Coronation Asset Management dan Investec Asset Management.
Pernyataan ini didukung oleh laporan SFA Oxford Ltd bahwa produksi tahunan Afrika Selatan dan Zimbabwe akan turun menjadi 2,1 juta ons hingga 2030 nanti. Proyeksinya harga platinum pada 2018 nanti bisa terbang hingga US$ 1.320 per ons troi.
“Secara fundamental proyeksi bahwa produksi akan mengering ini akan terus mampu menopang kenaikan harga platinum,” ujar Andri.
Apalagi di saat yang bersamaan, pasokan platinum saat ini sudah turun lebih dari setengah level pada 2012 dulu yakni hanya 1,88 juta ons troi menurut data World Platinum Investment Council.
Belum lagi jika berkaca sikap The Fed dalam pertemuan FOMC yang berlangsung selama dua hari ini, maka peluang harga platinum untuk naik lagi masih terbuka. “Arahnya sampai sekarang, The Fed belum akan menaikkan suku bunga, artinya daya tarik logam mulia seperti platinum akan berpendar lagi,” jelas Andri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News