Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Platinum kembali bangkit setelah tenggelam selama tujuh pekan. Meski demikian, pergerakannya masih fluktuatif menjelang rapat The Fed.
Mengutip Bloomberg, Senin (19/9) pukul 15.37 WIB, harga platinum kontrak pengiriman Oktober 2016 di New York Merchantile Exchange naik 1,3% dibanding hari sebelumnya ke level US$ 1.030,7 per ons troi. Namun, dalam sepekan terakhir, harga platinum masih turun 1,1%.
Andri Hardianto, Analis PT Asia Tradepoint Futures menjelaskan, pelemahan dollar AS jelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan ini membuka peluang platinum untuk menguat. Apalagi, harganya sudah tertekan selama tujuh pekan terakhir. "Pekan ini harga akan bergerak fluktuatif menjelang pertemuan FOMC," ujarnya.
Untuk jangka pendek, Andri melihat belum ada sentimen lain yang dapat menggerakkan harga platinum mengingat pasar akan fokus pada kebijakan suku bunga The Fed. Beberapa pejabat The Fed menyampaikan pandangan terkait kebijakan suku bunga. Hal tersebut membuat pasar sulit untuk menebak arah kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS).
Tetapi kondisi fundamental sebenarnya cukup positif di tengah kekhawatiran adanya defisit platinum. Eily Ong, analis Bloomberg Intelligence dalam risetnya memaparkan, platinum akan mengalami defisit hingga akhir tahun 2016 berdasarkan proyeksi dari Johnson Matthey. Kenaikan permintaan dari China terutama di sektor otomotif mendukung kenaikan harga lantaran dapat mengikis cadangan platinum global. Tetapi, harga tetap rentan pada perlambatan ekonomi China, penguatan dollar AS hingga pemulihan pasokan.
Dari data World Platinum Investment Council, platinum akan mengalami defisit hingga 520.000 ons pada tahun ini. Pasokan akan jatuh 2% lantaran adanya penurunan produksi tambang sebesar 3% dan kenaikan pada daur ulang sebesar 2%. Total permintaan diprediksi stabil di angka 8,25 juta tons baik untuk autocatalyst kendaraan maupun perhiasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News