Reporter: Dwi Nicken Tari | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Harga perak mengikuti harga emas di semester ini. Harga perak terkonsolidasi karena banyaknya sentimen negatif di pasar global. Sama seperti harga komoditas energi, logam mulia juga dipengaruhi oleh kelesuan permintaan yang rendah seiring dengan lesunya ekonomi China. China merupakan konsumen logam mulia terbesar dunia
Mengutip Bloomberg, Kamis (2/7) pukul 12.34, harga perak kontrak pengiriman September 2015 di New York Merchantile Exchange turun 0,36% ke level US$15.520 per ons troi dibanding hari sebelumnya. Selama satu semester harga perak turun 2,13%.
Ariston Tjendra, Head of Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, harga perak mengikuti harga emas yang sedang tertekan karena asumsi permintaan perak menurun. Perlambatan ekonomi di China dan menguatnya indeks dollar AS menjadi penyebab. “Penguatan dollar AS dengan isu menaikkan suku bunga oleh the Fed juga ikut menekan harga perak,” ujar Ariston.
Harga perak mencapai level tertinggi pada awal tahun, pada 22 Januari 2015 di level US$18.452 per ons troi. “Kenaikan ini terjadi karena pada awal tahun, the Fed melakukan pelonggaran stimulus moneter, sehingga ada reaksi dari pelaku pasar dengan melakukan pembelian lagi, sehingga rebound,” jelas Ariston.
Harga perak anjlok mencapai level terendah pada 11 Maret 2015 di kisaran US$ 15.434 per ons troi. Hingga akhir tahun, Ariston menduga harga perak akan tetap turun karena tren dari pengaruh penguatan dollar AS dan perlambatan ekonomi China.
Ditambah lagi dengan potensi kenaikan suku bunga pada September, turut mengoreksi harga perak di kuartal ketiga yang bisa menembus area 14 poin. Di akhir tahun, dengan adanya rencana kenaikan suku bunga the Fed, Ariston memprediksi laju konsolidasi harga perak bisa berkisar di area 15 poin dan 16 poin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News