Reporter: Dina Farisah | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Meningkatnya eskalasi ketegangan Rusia dengan Ukraina tak hanya mengerek harga emas, tetapi juga mengerek harga perak. Baik emas maupun perak diuntungkan akibat memanasnya tensi politik kedua negara tersebut.
Mengutip data Bloomberg, Rabu (7/5) pukul 16.00 WIB, kontrak perak bulan Juli 2014 di Commodity Exchange menyentuh level US$ 19,715 per ons troi. Harga ini terus naik hingga 3,5% pasca perak menyentuh level terendah di US$ 19,043 per ons troi pada 1 Mei 2014 lalu.
Saat ini, harga perak masih berpeluang rebound dalam waktu dekat. Ariston Tjendra, Head of Research and Analyst Division PT Monex Investindo Futures menjelaskan, setidaknya ada tiga faktor yang mendukung penguatan harga perak.
Pertama, faktor geopolitik antara Rusia dengan Ukraina. Selama ketegangan ini berlangsung, harga emas menunjukkan tren bullish. Kondisi ini diikuti oleh harga perak. Baik emas maupun perak selalu memperlihatkan pergerakan yang sejalan.
“Sejauh ini demonstran separatis pro Rusia belum mengkhawatirkan pasar. Pasar khawatir apabila Rusia masuk dan ikut campur,” terang Ariston.
Faktor kedua, lanjut Ariston, perak diuntungkan pelemahan dolar AS. Saat ini indeks dollar AS mengalami penurunan di level 79,1. Pelemahan atas dollar AS kembali menggerakkan minat pelaku pasar untuk memburu emas.
Lagi-lagi perak terkerek mengikuti kenaikan harga emas. Di sisi lain, pelaku pasar masih mengantisipasi testimoni Janet Yellen pada Rabu malam (7/5) terkait penegasan dukungan pelonggaran moneter.
Meskipun belum dalam tren kenaikan, harga perak mencoba rebound menuju level US$ 20 per ons troi. Kondisi bisa berbalik dan memukul harga perak apabila testimoni dari Yellen tidak menyinggung soal pelonggaran moneter.
Bila hal itu terjadi maka akan berdampak pada penguatan dollar AS, sehingga menumbangkan komoditas dengan nominal dollar AS seperti perak. Rabu malam (7/5), harga perak diperkirakan mulai mengalami pergerakan saat dimulainya Tanya jawab antara Yellen dengan anggota kongres.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News