kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,46   -11,06   -1.18%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga paladium masih tertekan menjelang tutup tahun


Minggu, 23 Desember 2018 / 20:35 WIB
Harga paladium masih tertekan menjelang tutup tahun
ILUSTRASI. Palladium


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga paladium terkena tekanan ambil untung trader. Mengutip Bloomberg, Jumat (21/12), harga paladium kontrak pengiriman Maret 2019 di New York Mercantilen Exchange (NYMEX) berada di level US$ 1.158,7 per ons troi. Harga ini turun 2,71% dari posisi US$ 1.191 per ons troi hari sebelumnya. Sementara sepekan, harga paladium turun 1,06%.

Wahyu Tribowo Laksono, Analis PT Central Capital Futures melihat, hal ini karena posisi dana spekulatif telah mulai agak berbeda. Hingga 11 Desember, posisi dana spekulatif jangka panjang untuk paladium turun hingga 726 kontrak menjadi 14.245 kontrak. "Ini terutama didorong oleh aksi ambil untung. Jika spekulan terus mengambil untung, kami menduga paladium akan tetap berada di bawah tekanan," kata Wahyu, Minggu (23/12).

Permintaan paladium sebenarnya masih ada. Bahkan Wahyu menilai permintaan paladium sebagai bahan untuk sektor otomotif besar sementara pasokan terbatas.

"Kalau dilihat untuk industri otomotif, permintaan untuk logam paladium tahun ini mencapai rekor tertinggi sebanyak 8,5 juta ons jadi memicu perusahaan untuk produksi paladium lebih lagi," tambahnya. Tapi, kondisi perdagangan global yang masih panas akibat perang dagang menyebabkan trader komoditas lebih hati-hati.

Secara teknikal, Wahyu melihat harga paladium berada di atas garis MA 50 yang mengindikasi harga paladium menguat. Begitu juga dengan indikator RSI di area 14, indikator stochastic di area 14,3 dan MACD di level 12,2 yang menunjukkan penguatan pada harga paladium.

Wahyu merekomendasikan sell on strength. Dia memperkirakan harga paladium berkisar U$S 1.100 sampai U$S 1.200 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×