Sumber: Bloomberg |
JAKARTA. Obligasi milik PT Pertamina Persero menjadi surat utang berkinerja terburuk di Asia bulan ini. Maklum, harga obligasi Indonesia melemah paling besar di kawasan.
Harga surat utang Pertamina yang bertenor 30 tahun turun ke 92,6 sen dollar kemarin, 7,4 sen di bawah harga awalnya. Penurunan ini merupakan yang paling besar di antara obligasi korporasi lainnya di Asia, di luar Jepang.
Menurut indeks JPMorgan Chase & Co, harga surat utang sudah terpangkas 3,77% tahun ini, melampaui penurunan 14 negara Asia lainnya.
Seiring dengan itu, yield atau imbal hasil obligasi korporasi Indonesia yang berdenominasi dollar itu melonjak. Pekan ini, rata-rata yield obligasi korporasi menanjak 4,97%.
Kemarin, Standard Chartered Plc memangkas prediksi pertumbuhan Indonesia ke 6,2%,dari 6,5% untuk tahun 2013. Alasannya, kondisi ekspansi ekonomi Indonesia ditambah pelemahan rupiah.
Kemarin, rupiah melemah lagi untuk hari ke-9. Ini merupakan pelemahan terpanjang mata uang Garuda sejak 2004.
"Saat Indonesia menghadapi gangguan di sisi makroekonominya, obligasi perusahaan pemerintah, dalam hal ini Pertamina, menawarkan valuasi yang cukup menarik. Spread-nya lebar namun saya pikir mereka relatif menarik dan murah bagi investor yang sedang mencari obligasi macam ini," kata Kaushik Rudra, Head of Credit Research Standard Chartered.
Setelah Pertamina, obligasi dollar dengan penurunan harga terbesar nomor dua adalah obligasi PT Bhakti Investama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News