Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kendati pasar surat utang dalam negeri tertekan sepanjang tahun ini, pasokan instrumen yang menggemuk dapat menguatkan harga obligasi korporasi.
Rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price per Jumat (18/9) naik 0,26% dibandingkan hari sebelumnya menjadi 102,30. Namun, ketimbang akhir tahun 2014, indeks tergerus 1,3%.
Analis Millenium Capital Management Desmon Silitonga menerawang, harga obligasi korporasi berpeluang menguat di pengujung tahun 2015. Faktor penopangnya, inflasi Indonesia per Agustus 2015 yang tercatat 0,39%.
Pencapaian ini menguatkan target inflasi dalam negeri sepanjang tahun 2015 yang dipatok 4% (±1%) akan terwujud. Prediksi Desmon, kupon obligasi korporasi tenor tiga tahun dengan rating AAA akan bertengger di 8% - 9% pada pengujung tahun 2015.
Menurut Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Anil Kumar , jelang akhir tahun 2015, banyak emiten yang akan meluncurkan obligasi korporasi untuk kebutuhan dana operasional di tahun 2015 dan refinancing instrumen yang jatuh tempo.
“Di sisa tahun 2015 obligasi korporasi yang jatuh tempo sekitar Rp 11,5 triliun. Tahun 2016 yang jatuh tempo Rp 48,94 triliun. Pasokan obligasi korporasi baru akan meningkat,” katanya.
Apalagi prediksi ekonomi dalam negeri di paruh kedua tahun 2015 akan membaik. Anil memprediksi kupon obligasi korporasi tenor tiga tahun dengan rating AAA akan mencapai 10,5% - 10,2%. Namun, Anil mengingatkan para investor untuk tetap mencermati rating, prospek dan kinerja emiten yang menerbitkan surat utang. Sebab, tidak semua kupon obligasi korporasi akan turun.
Saran Anil, saat ini sebaiknya investor berpindah dari Surat Utang Negara (SUN) ke obligasi korporasi tenor sama, kurang dari satu tahun. “Sebab imbal hasil obligasi korporasi sekitar 11%, lebih tinggi ketimbang SUN. Obligasi korporasi dengan rating minimal AA- ke atas harus dibidik investor,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News