Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas nikel masih berada dalam tren penurunan. Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Selasa (16/3), harga nikel di bursa London Metal Exchange (LME) untuk kontrak pengiriman 3 bulanan berada di level US$ 16.151 per ton. Harga ini menurun dari harga pada perdagangan Senin (15/3), yang berada di level US$16.214 per ton.
Bahkan, level harga nikel saat ini semakin jauh dari harga pada awal perdagangan bulan Maret 2021, yang mencapai level US$18.682 per ton.
Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Maryoki Pajri Alhsunah menilai, penurunan harga nikel ini dikarenakan pasokan yang bertambah. Pasokan yang bertambah ini tidak terlepas dari beroperasinya kembali Norilsk Nickel (Nornickel). Nornickel sendiri adalah perusahaan pertambangan nikel dan palladium raksasa yang berasal dari Rusia.
Di sisi lain, perusahaan nikel dari China, yakni Tsingshan juga akan menggenjot produksi untuk menyuplai kebutuhan industri baterai. “Jadi dengan dua latar belakang itu dapat memicu naiknya pasokan nikel, sehingga harganya menurun,” terang Maryoki kepada Kontan.co.id, Rabu (17/3).
Baca Juga: Rekomendasi saham Aneka Tambang (ANTM) setelah laba melejit tahun lalu
NH Korindo Sekuritas memperkirakan harga nikel akan cenderung stabil di kisaran US$ 16.000- US$ 17.000 per ton tahun ini. Gerakan green energy yang dikampanyekan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, akan menjadi katalis positif untuk komoditas logam ini.
Pada Rabu (17/3), harga saham sejumlah perusahaan nikel bergerak variatif. Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menguat 1,32% ke level Rp 2.300. Saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) melemah 1,10% ke level Rp 4.510 dan saham PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) stagnan di level Rp 168.
Selanjutnya: Harga emas dan nikel masih bertenaga, begini prospek Aneka Tambang (ANTM) ke depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News