kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga Nikel Tembus US$ 19.000 per ton, MBMA hingga INCO Siap Menadah Cuan


Senin, 22 April 2024 / 18:41 WIB
Harga Nikel Tembus US$ 19.000 per ton, MBMA hingga INCO Siap Menadah Cuan
ILUSTRASI. Foto udara aktivitas pemurnian nikel di areal pabrik smelter milik PT Antam di Kecamatan Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Sabtu (17/12/2022). ANTARA FOTO/Jojon/hp.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas nikel kembali melonjak setelah meredup di awal 2024. Bahkan, nikel menyentuh level tertingginya sepanjang tahun berjalan ini pada 19 April 2024 di level US$ 19.326 per ton.

Melansir data Trading Economics pada Senin (22/4), harga nikel berada di level US$ 19.384 per ton. Harga komoditas Ini menguat 0,30% dibanding hari sebelumnya. 

Namun dalam sepekan terakhir nikel sudah berhasil melonjak 8,63%. Jika ditarik lebih jauh lagi, komoditas bahan baku baterai kendaraan listrik ini sudah menguat sebesar 15,93% dalam sebulan terakhir. 

Lonjakan harga komoditas ini bakal menjadi angin segar bagi emiten tambang nikel. Hal ini bakal berimbas pada kenaikan rata-rata harga jual alias Average Selling Price (ASP).

Baca Juga: Emiten Ramai Menggelar Akuisisi, Cermati Rekomendasi Saham Berikut Ini

Entitas usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), yakni PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) salah satu emiten yang bakal diuntungkan.  GM Corporate Communication Merdeka Copper Gold Tom Malik bilang sebagai perusahaan tambang, MBMA merupakan price taker karena harga komoditas nikel tergantung suplai dan permintaan global. 

MBMA juga melakukan proses hilirisasi seperti, fasilitas Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF), satu Nickel Matte Converter dan dalam waktu dekat ini fasilitas High-Pressure Acid Leach (HPAL). 

"Kenaikan harga nikel akan mendongkrak kinerja tambang nikel Sulawesi Cahaya Mineral, tetapi juga hilirisasi MBMA seperti Nickel Pig Iron (NPI) dan Nickel Matte," kata Tom kepada Kontan, Senin (22/4). 

Adapun Nikel Sulawesi Cahaya Mineral milik MBMA juga sudah mulai produksi penuh 2024, lanjut Tom, ditargetkan akan memproduksi bijih Saprolite 4 juta ton dan bijih Limonit 11 juta ton.

Senior Investment Analyst Stockbit Sekuritas Anggaraksa Arismunandar menyampaikan membaiknya harga nikel setelah sempat tertekan di awal 2024 berpotensi berimbas pada kenaikan rata-rata harga jual. 

"Kenaikan ASP berujung pada kenaikan pendapatan secara tahunan, mengingat NCKL dan MBMA masih memiliki target kenaikan produksi tahunan yang cukup signifikan pada 2024," jelasnya. 

Apalagi produsen nikel asal Indonesia juga tergolong sangat kompetitif dengan struktur biaya yang lebih rendah. Per 2023, INCO dan NCKL memiliki biaya kas di kisaran US$ 10.000 per ton.

 

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Pilihan Analis IPOT untuk Minggu Ini

Anggaraksa bilang jika struktur biaya yang lebih rendah ini dapat dipertahankan, maka emiten-emiten produsen nikel di Indonesia dapat mencetak margin dan keuntungan yang lebih baik. 

"Emiten tambang nikel dalam negeri bakal memperoleh keuntungan yang lebih baik ketika harga nikel naik, serta dapat terus bertahan pada situasi harga nikel sedang melemah," katanya. 

Tasrul Tanar, Senior Technical Analyst Mirae Asset Sekuritas mencermati secara teknikal diproyeksikan terus menguat setelah berhasil memutus tren penurunan jangka panjang yang kuat. 

"Indikator stochastic dan RSI terus bergerak naik dan indikator MA14 menunjukkan tren naik yang berkelanjutan. Nikel diperkirakan akan bergerak di rentang US$ 16.950 per ton dan US$ 20.015 per ton," jelas dia. 

Tasrul mencermati secara teknikal ANTM berpotensi uptrend dengan target harga di Rp 1.830 per saham. INCO telah berhasil breakout downtrend dengan target di Rp 4.760 per saham. 

Untuk MBMA, Tasrul mencermati saham Grup Merdeka ini masih dalam fase downtrend dengan target harga di Rp 600. NCKL juga dalam fase downtrend dengan target di Rp 935 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×