Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Emiten pertambangan nikel PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel mencatatkan pendapatan Rp 14,10 triliun pada semester I-2025, tumbuh 10,16% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada kuartal II-2025, perusahaan membukukan laba sebesar Rp 2,2 triliun, sehingga total laba bersih semester I mencapai Rp 4,1 triliun. Kinerja ini ditopang oleh peningkatan pangsa laba entitas asosiasi sebesar Rp 1,2 triliun, naik 93,7% yoy.
Kontribusi terbesar datang dari Halmahera Persada Lygend (HPL) yang mencatat margin kas NiSO4 lebih tinggi, yakni bertambah US$ 5.000 per ton, disertai margin kas yang solid.
Baca Juga: Anak Usaha Trimegah Bangun Persada (NCKL) Teken Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik
“Kami tetap positif terhadap prospek jangka panjang NCKL di tengah melemahnya harga nikel,” ujar Juan Harahap, Analis Samuel Sekuritas, dalam risetnya 15 Agustus 2025.
Menurut Juan, katalis positif bagi NCKL berasal dari ekspansi anak usaha PT Karunia Permai Sentosa (KPS).
Tahap pertama proyek rotary kiln electric furnace (RKEF) KPS telah rampung pada kuartal I-2025. Sementara tahap kedua, yang mencakup empat lini produksi dengan kapasitas total 60 ton per tahun, telah mencapai progres 69% dan ditargetkan mulai beroperasi pada kuartal IV-2025.
Tahap ketiga baru mencapai 30% konstruksi dan diperkirakan mencapai commercial operation date (COD) pada kuartal I-2026. Total investasi proyek ini mencapai US$ 1,9 miliar.
Baca Juga: Prospek Kinerja Trimegah Bangun Persada (NCKL) Tetap Solid, Cek Rekomendasi Sahamnya
Muhammad Wafi, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia, menilai ekspansi KPS memberi kontribusi signifikan terhadap lonjakan produksi RKEF sebesar 33%.
Menurutnya, produk bernilai tinggi seperti nikel sulfat dan kobalt semakin berperan dalam bauran pendapatan NCKL, menopang profitabilitas di tengah melemahnya harga Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) di Tiongkok.
Selain itu, NCKL sedang membangun pabrik kapur tohor melalui PT Cipta Kemakmuran Mitra (CKM) dengan kapasitas 600 ton per tahun. Pabrik senilai US$ 70 juta ini dijadwalkan mulai berproduksi pada kuartal IV-2025.
Juan menilai fasilitas ini akan membantu menekan biaya operasional High Pressure Acid Leach (HPAL) karena hasil produksi digunakan untuk mendukung fasilitas eksisting.
Baca Juga: Trimegah Bangun Persada (NCKL) Catat Pendapatan Rp 14,10 Triliun pada Semester I-2025
Wafi menambahkan, dengan KPS tahap 2 dan 3 yang berjalan menuju komisioning 2025–2026 serta pabrik kapur tohor CKM yang hampir rampung, NCKL berada di posisi strategis untuk memperluas kapasitas sekaligus mempertahankan margin.