Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli
Bersama dengan konsesi tambang Gane Tambang Sentosa (GTS) yang ditargetkan mulai berproduksi akhir tahun ini, NCKL akan memasuki fase pergeseran dari fokus konstruksi ke realisasi nilai berbasis volume dalam 12–18 bulan ke depan.
Untuk semester II-2025, analis OCBC Sekuritas, Devi Praharsa, memperkirakan kinerja NCKL akan terbantu oleh share of net profit dari anak usaha dan joint venture, serta efisiensi biaya produksi. Namun, tantangan yang dihadapi tetap terkait kondisi oversupply.
“Untuk semester II-2025, yang dicermati yakni supply/demand juga raw materials seperti sulfur untuk MHP,” kata Devi kepada Kontan, Selasa (19/8).
Baca Juga: Prospek Trimegah Bangun Persada (NCKL) Kinclong, Analis Pasang Rekomendasi Beli
Samuel Sekuritas memproyeksikan pendapatan dan laba bersih Harita Nickel sepanjang 2025 masing-masing Rp 27,44 triliun dan Rp 7,34 triliun. Baik Juan, Wafi, maupun Devi kompak merekomendasikan beli saham NCKL dengan target harga Rp 1.300, Rp 1.150, dan Rp 1.250 per saham.
Rekomendasi ini didukung oleh strategi NCKL dalam menjaga keseimbangan antara ekspansi skala, kendali biaya, dan disiplin operasi. Meski volatilitas harga nikel dan tekanan biaya input masih menjadi risiko utama, inisiatif efisiensi berkelanjutan, operasi terintegrasi, serta bauran produk strategis dipandang mampu menjadi penyangga kuat.
Risiko lain yang tetap perlu diantisipasi adalah harga nikel yang lebih lemah dari perkiraan akibat melemahnya permintaan dari Tiongkok maupun potensi perubahan regulasi.
Selanjutnya: Kota Podomoro Tenjo Luncurkan KPR Hunt 2025, Tawarkan DP Mulai 5% dan Bunga KPR 2,5%
Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (20/8): Provinsi Ini Diguyur Hujan Sangat Lebat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News