kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga Minyak Yang Terus Memanas Bisa Memantik Harga Komoditas Lain


Selasa, 19 September 2023 / 20:27 WIB
Harga Minyak Yang Terus Memanas Bisa Memantik Harga Komoditas Lain
ILUSTRASI. Pekerja melakukan pengecekan pompa angguk yang beroperasi di Lapangan Duri, yang merupakan salah satu lapangan injeksi uap terbesar di dunia di Blok Rokan, Riau, Jumat (19/8/2022). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas minyak mentah, batubara, dan gas alam diprediksi masih akan meningkat hingga akhir tahun. Kenaikan harga komoditas tersebut diperkirakan akan memantik kenaikan sejumlah komoditas lainnya.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan secara umum tren tiap tahunnya pada Oktober hingga Februari merupakan momentum kenaikan harga komoditas-komoditas tersebut. Ia mencontohkan naiknya harga batubara karena produksi yang terhenti akibat musim penghujan yang menghasilkan sejumlah tambang terendam.

"Padahal tiap tahunnya, China membutuhkan batubara 1 juta ton," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (19/9).

Selain musiman, kenaikan sejumlah komoditas tersebut juga didorong sejumlah sentimen. Misalnya kenaikan gas alam karena kelangkaan pasokan setelah Rusia menutup aliran pipa distribusi gas alam ke Eropa menjadi hanya 30%.

Baca Juga: Pemerintah Akan Menyusun Roadmap Hilirisasi Pasir Kuarsa pada Tahun Ini

Lalu untuk minyak mentah didorong pengurangan produksi negara-negara anggota OPEC+, khususnya Rusia dan Arab Saudi. Selain itu, ia juga melihat ada berita Eropa akan memperketat kembali sanksi ekonomi terhadap Rusia sehingga negara-negara Eropa, Inggris, dan Amerika Serikat (AS) tidak akan membeli komoditas dari Rusia.

Sebagai informasi, pada Selasa (19/9) pukul 19.40 WIB harga minyak mentah tercatat naik 1,57% ke US$ 92,91/Bbl dan sebulan terakhir telah naik 15,91%. Lalu, batubara naik 0,16% ke US$ 160,75/ton dan sebulan naik 7,71%. Kemudian gas alam naik 1,65% ke US$ 2,7730/MMbtu atau naik 1,16 dalam sebulan terakhir.

Kenaikan harga sejumlah komoditas tersebut, khususnya minyak, dinilai dapat memantik kenaikan sejumlah harga komoditas lainnya.

"Pada dasarnya saat harga batubara, minyak, dan gas alam naik maka turunannya yang bersumber dari hard komoditas maka harga akan naik," sebutnya.

Ibrahim melihat sejumlah komoditas yang bakal tersengat, yaitu nikel, timah, aluminium, dan tembaga. Hal ini seiring dengan kebutuhan industri yang meningkat.

Dengan tren bullish harga komoditas dan ditambah sejumlah sentimen saat ini, ia menilai sejumlah komoditas tersebut masih akan mengalami kenaikan harga.

Baca Juga: DPR dan Pemerintah Sepakat Asumsi ICP dan Lifting Minyak Ditingkatkan pada RAPBN 2024

Untuk minyak, ia memperkirakan akan berada di US$ 95/Bbl. Lalu batubara diprediksi ke US$ 210/ton dan gas alam ke US$ 3,2/MMbtu.

Kemudian untuk logam industri seperti nikel diperkirakan menuju ke US$ 22.000/ton, lalu aluminium ke US$ 2.400/ton, tembaga ke US$ 8.600, dan timah diprediksi bakal mencetak rekor tertinggi ke US$ 27.000/ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×