Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak stabil pada perdagangan hari ini karena investor mulai mencari tanda-tanda perubahan fundamental pada penawaran dan permintaan terhadap komoditas emas hitam ini.
Jumat (29/1), harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Maret 2021 naik tipis 0,1% menjadi US% 55,57 per barel. Brent sempat anjlok 0,5% pada sesi sebelumnya.
Asal tahu saja, kontrak pengiriman Maret ini akan berakhir pada hari ini. Sementara harga Brent untuk kontrak pengiriman April 2021 yang lebih aktif naik 13 sen, atau 0,2% ke US$ 55,23 per barel.
Sementara itu, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Maret 2021 tergelincir 7 sen menjadi US$ 52,27 per barel. Pada perdagangan Kamis (28/1), WTI ambruk 1,0%.
Baca Juga: Harga minyak mentah stabil, pemangkasan pasokan imbangi kekhawatiran virus corona
Pergerakan harga minyak yang beragam berasal dari pemotongan pasokan minyak Arab Saudi dan penurunan stok minyak AS yang membantu mengimbangi tekanan harga dari permintaan bahan bakar, yang melambat karena peluncuran vaksin yang terhenti dan jenis virus corona baru yang lebih menular.
"Kami menunggu waktu berikutnya jatuh di pasar minyak. Kami benar-benar tidak memiliki banyak hal untuk menggerakkan harga saat ini," kata Michael McCarthy, kepala strategi di CMC Markets.
"Bahkan efek mata uang yang sesekali menjadi pendorong pasar telah mengering dengan dolar AS juga sangat stabil pada level saat ini," tambah McCarthy.
Seperti diketahui, Arab Saudi bakal memangkas produksi sebesar 1 juta barel per hari (bph) pada bulan Februari dan Maret mendatang. Selain itu, tingkat kepatuhan terhadap pembatasan produksi yang dilakukan anggota OPEC+, telah meningkat pada bulan Januari lalu.
Jika pemangkasan produksi Saudi efektif berarti pemotongan pasokan OPEC+ akan naik dari 7,2 juta barel per hari yang terjadi di Januari menjadi 8,125 juta barel per hari di bulan Februari, kata analis Commonwealth Bank Vivek Dhar.
"Strategi produksi OPEC+ masih bekerja dan harapan tinggi kami akan mendapatkan vaksin J & J disetujui minggu depan," kata analis OANDA Edward Moya dalam sebuah catatan.
Johnson & Johnson mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya memperkirakan akan melaporkan data tentang vaksin Covid-19 awal minggu depan.
Baca Juga: Harga emas spot pada jalur penurunan mingguan dan bulanan, Jumat (29/1)
Sementara itu, penurunan 9,9 juta barel dalam persediaan minyak Amerika Serikat (AS) di minggu lalu dan perkiraan penurunan kecil dalam produksi minyak AS pada Februari juga mendukung pasar.
Namun, keuntungan pasar telah dibatasi oleh kekhawatiran tentang peluncuran vaksin yang terhenti dan penyebaran varian baru virus corona yang menular.
Analis menunjuk berita varian Afrika Selatan yang sudah mencapai AS, kekhawatiran tentang banjir kasus baru di Israel meskipun berhasil dalam memvaksinasi penduduknya, dan masalah distribusi vaksin di Eropa dan AS menghambat harga minyak.
"Secara keseluruhan, segala sesuatunya tampak dalam kisaran yang sempit dan saya tidak akan terkejut jika kami melihat sejumlah kecil tekanan saat kita menuju sesi AS malam ini," kata McCarthy.
Ke depan, investor mungkin melihat data Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur China untuk Januari yang akan dirilis pada hari Minggu sebagai petunjuk.
Selanjutnya: IHSG jatuh 1,60% ke 5.883,63 pada sesi I hari ini, bersiap lanjutkan penurunan 7 hari
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News