Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak turun pada akhir perdagangan Jumat (3/5), dan membukukan penurunan mingguan paling tajam dalam tiga bulan. Investor mempertimbangkan lemahnya data pekerjaan AS dan kemungkinan waktu penurunan suku bunga Federal Reserve.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli ditutup 71 sen lebih rendah, atau 0,85%, menjadi US$ 82,96 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate AS untuk pengiriman Juni turun 84 sen, atau 1,06%, menjadi US$ 78,11 per barel.
Investor khawatir suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama akan menghambat pertumbuhan ekonomi di AS, konsumen minyak terbesar di dunia, setelah Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pada pekan ini.
Dalam sepekan, harga minyak Brent turun lebih dari 7%, sementara harga minyak WTI turun 6,8%.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Berpotensi Melandai
Data menunjukkan, pertumbuhan lapangan kerja AS melambat lebih dari perkiraan pada bulan April dan kenaikan upah tahunan menurun. Data ini mendorong para pedagang untuk meningkatkan taruhan bahwa bank sentral AS akan melakukan penurunan suku bunga pertamanya tahun ini pada bulan September.
“Perekonomian sedikit melambat,” kata Tim Snyder, ekonom di Matador Economics.
“Tetapi (data) memberikan jalan ke depan bagi The Fed untuk melakukan setidaknya satu kali penurunan suku bunga pada tahun ini,” katanya.
The Fed mempertahankan suku bunga stabil pada minggu ini dan menandai tingginya angka inflasi yang dapat menunda penurunan suku bunga. Suku bunga yang lebih tinggi biasanya membebani perekonomian dan dapat mengurangi permintaan minyak.
Pasar memperhitungkan perkiraan waktu kemungkinan penurunan suku bunga setelah rilis data pekerjaan bulanan yang lebih lemah dari perkiraan, kata Giovanni Staunovo, analis di UBS.
Perusahaan-perusahaan energi AS pada minggu ini memangkas jumlah rig minyak dan gas alam yang beroperasi selama dua minggu berturut-turut, ke level terendah sejak Januari 2022, kata Baker Hughes dalam laporannya.
Jumlah rig minyak dan gas, yang merupakan indikator awal produksi di masa depan, turun delapan menjadi 605 dalam minggu yang berakhir 3 Mei, penurunan mingguan terbesar sejak September 2023. Jumlah rig minyak turun tujuh menjadi 499 pada minggu ini, yang terbesar penurunan mingguan sejak November 2023.
Premi risiko geopolitik akibat perang Israel-Hamas telah memudar ketika kedua belah pihak mempertimbangkan gencatan senjata sementara dan mengadakan pembicaraan dengan mediator internasional.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Naik Tipis Jumat (3/5), Brent US$84,10 dan WTI US$79,29
Selanjutnya, pertemuan produsen minyak OPEC+ berikutnya – anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia – ditetapkan pada 1 Juni.
Tiga sumber dari kelompok OPEC+ mengatakan mereka dapat memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela setelah bulan Juni jika permintaan minyak tidak meningkat.
Manajer keuangan memangkas posisi net long minyak mentah berjangka AS dan posisi opsi dalam pekan hingga 30 April, kata Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News