kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Harga Minyak Turun 7% Sepekan, Ini Sebabnya


Sabtu, 03 Februari 2024 / 06:29 WIB
Harga Minyak Turun 7% Sepekan, Ini Sebabnya
ILUSTRASI. Jumat (2/2), harga minyak WTI turun 2,09% ke US$ 72,28 per barel dan merosot 7,34% sepekan.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun sekitar 2% pada akhir perdagangan Jumat dan menuju penurunan mingguan. Data pekerjaan Amerika Serikat (AS) memperkecil kemungkinan penurunan suku bunga dalam waktu dekat di negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut. 

Penurunan kekuatan ekonomi AS dapat mengurangi permintaan minyak mentah. Melemahnya pertumbuhan di Tiongkok dan kemungkinan meredanya ketegangan di Timur Tengah juga menurunkan harga.

Jumat (2/2), harga minyak mentah West Texas Intermediate AS kontrak Maret 2024 di New York Mercantile Exchange turun 2,09% ke US$ 72,28 per barel. Dalam sepekan, harga minyak WTI merosot 7,34%.

Sedangkan harga minyak Brent kontrak April 2024 di ICE Futures turun 1,74%, menjadi US$ 77,33 per barel. Harga minyak acuan internasional ini turun 6,77% dalam sepekan.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Bersiap untuk Penurunan Mingguan, Jumat (2/2)

Tingkat suku bunga yang tinggi tampaknya akan bertahan dalam jangka pendek. Suku bunga tinggi cenderung menghambat pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak di negara-negara besar seperti AS dan Zone Euro.

Data pada hari Jumat menunjukkan pengusaha AS menambah lebih banyak lapangan pekerjaan pada bulan Januari dibandingkan perkiraan. Data terbaru ini mengurangi kemungkinan penurunan suku bunga Federal Reserve dalam jangka pendek. Akibatnya, dolar melonjak terhadap semua mata uang utama.

"Harga-harga bergerak sedikit berubah sebelum laporan ini diterbitkan, namun penurunan besar dalam penciptaan lapangan kerja mendorong kemungkinan penurunan suku bunga," kata Matt Smith, analis di Kpler kepada Reuters.

Bank Sentral Eropa juga menyatakan masih terlalu dini untuk menurunkan suku bunga di Zona Euro.

Sementara itu, kekhawatiran terhadap pemulihan ekonomi Tiongkok masih terus berlanjut. Dana Moneter Internasional atawa International Monetary Fund (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi China akan melambat menjadi 4,6% pada tahun 2024 dan terus menurun dalam jangka menengah menjadi sekitar 3,5% pada tahun 2028.

Penurunan mingguan harga minyak sudah terjadi setelah laporan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang tidak berdasar menyebabkan harga turun lebih dari 2% pada hari Kamis.

Baca Juga: China Minta Ukraina Keluarkan Perusahaan Mereka dari Daftar Hitam Perang

Para mediator sedang menunggu tanggapan proposal perpanjangan gencatan senjata pertama dalam perang tersebut. Penghentian sementara ini dapat mengurangi risiko politik yang membayangi jalur pelayaran Teluk dan Laut Merah, yang merupakan kunci bagi aliran energi global.

Pada hari Kamis, sumber mengatakan bahwa OPEC+ telah mempertahankan kebijakan produksinya tidak berubah. Kelompok tersebut akan memutuskan pada bulan Maret apakah akan memperpanjang pengurangan produksi minyak sukarela yang berlaku pada kuartal pertama.

OPEC+ menerapkan pengurangan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari (bph) untuk kuartal pertama, seperti yang diumumkan pada bulan November.

Yang juga menekan harga minyak lebih rendah adalah pemadaman di kilang minyak BP yang berkapasitas 435.000 barel per hari di Whiting, Indiana, menyusul pemadaman listrik yang mengganggu operasi pada Kamis sore, kata Bob Yawger dari bank Mizuho.

Listrik di kilang telah pulih pada tengah hari pada hari Jumat, kata BP. Tetapi, perusahaan minyak ini tidak menyebut efek ke pengolahan minyak mentah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×