kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga Minyak Turun 5%, Muncul Spekulasi Larangan Minyak Rusia Tak Memperburuk Pasokan


Rabu, 09 Maret 2022 / 22:21 WIB
Harga Minyak Turun 5%, Muncul Spekulasi Larangan Minyak Rusia Tak Memperburuk Pasokan
ILUSTRASI. Kilang minyak


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun lebih dari 5% ke level US$ 121 per barel pada hari Rabu (9/3). Beberapa investor berpandangan bahwa larangan Amerika Serikat (AS) terhadap minyak Rusia mungkin tidak memperburuk pasokan dan kepala Badan Energi Internasional mengatakan dapat memanfaatkan stok minyak lebih lanjut.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun US$6,96 atau 5,4% pada US$121,02 per barel pada 1430 GMT, setelah sebelumnya jatuh ke level US$120,04. Sedangkan, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun US$6,56 atau 5,3% menjadi US$117,14.

Presiden AS Joe Biden pada hari Selasa memberlakukan larangan langsung terhadap minyak Rusia. Pembicaraan bahwa Ukraina tidak lagi mencari keanggotaan NATO setelah beberapa laporan berita minggu ini juga membebani harga, kata para pedagang.

"Mungkin ini memainkan perannya," kata Tamas Varga dari broker minyak PVM soal keanggotaan Ukraina untuk NATO.

"Realisasi bahwa larangan impor AS mungkin tidak secara material membuat kejutan pasokan saat ini lebih buruk dari sebelumnya mungkin juga memicu aksi ambil untung," tambahnya.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Menuju US$130 Per Barel

Amerika Serikat mengimpor rata-rata lebih dari 20,4 juta barel minyak mentah dan produk olahan sebulan dari Rusia pada tahun 2021, sekitar 8% dari impor bahan bakar cair AS, menurut Administrasi Informasi Energi.

"Secara teoritis, AS bahkan dapat mengimbangi pemadaman dari Rusia dengan produksinya sendiri," tulis Carsten Fritsch dari Commerzbank dalam sebuah laporan.

Minyak juga turun karena kepala IEA menggambarkan keputusan badan tersebut pekan lalu untuk melepaskan 60 juta barel minyak dari cadangan strategis sebagai "tanggapan awal" dan mengatakan bahwa lebih banyak lagi yang bisa dirilis jika diperlukan.

Minyak mentah telah melonjak sejak Rusia, pengekspor minyak mentah terbesar kedua di dunia, meluncurkan apa yang disebutnya "operasi khusus" di Ukraina. Brent mencapai US$139 pada hari Senin, tertinggi sejak 2008.

Pada hari Rabu, Rusia mengumumkan gencatan senjata baru di Ukraina untuk membiarkan warga sipil melarikan diri dari kota-kota yang terkepung.

Selain larangan minyak Rusia AS, Inggris mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka akan menghentikan impor Rusia dan Shell mengatakan akan berhenti membeli minyak mentah Rusia.

Baca Juga: Tepis Lonjakan Harga Minyak, Badan Energi Internasional IEA Siap Lepas Tambahan Stok  

JP Morgan memperkirakan sekitar 70% minyak lintas laut Rusia sedang berjuang untuk menemukan pembeli.

Salah satu sumber potensial pasokan tambahan minyak adalah Iran, yang telah melakukan pembicaraan dengan kekuatan Barat selama berbulan-bulan untuk melanjutkan kesepakatan nuklirnya pada 2015, yang ditinggalkan oleh AS saat itu.

Di tengah kekhawatiran atas kekurangan pasokan, ada beberapa tanda bahwa pasar belum kekurangan minyak mentah.

Persediaan minyak mentah AS naik 2,8 juta barel, menurut sumber pasar, mengutip angka dari American Petroleum Institute, sebuah kelompok industri, pada hari Selasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×