Reporter: RR Putri Werdiningsih, Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah eest texas intermediate (WTI) kembali berada tertekan. Harga minyak ini turun dalam dua hari terakhir. Rabu (14/2) pukul 7.17WIB, harga minyak WTI untuk pengiriman Maret 2018 di New York Mercantile Exchange turun 0,37% ketimbang penutupan hari sebelumnya ke US$ 58,97 per barel.
Harga minyak bergerak di bawah level US$ 60 per barel sejak Jumat lalu karena rekor produksi minyak AS. Tekanan makin berat menyusul laporan cadangan minyak komersial AS yang meningkat.
Seperti dikutip dari Oilprice.com, American Petroleum Institute (API) melaporkan persediaan minyak mentah naik menjadi 3,95 juta barel hingga 9 Februari lalu. Padahal sebelumnya analis memperkirakan kenaikan hanya akan mencapai 2,82 juta barel saja.
Tak hanya minyak mentah, API juga melaporkan kenaikan cadangan bensin yang lebih tinggi dari perkiraan. Pada periode yang sama terjadi kenaikan cadangan bensin mencapai 4.634 juta barel. Sebelumnya analis memperkirakan kenaikannya hanya akan berada pada level 1.229 juta barel saja.
Pergerakan harga minyak selanjutnya menanti rilis cadangan minyak versi pemerintah yang akan dirilis Energy of Information and Adminiatration (EIA) pada Rabu (14/2) malam.
"Banyak yang berharap penurunan harga minyak pada akhir pekan lalu hanya anomali dan pasar kembali pulih seiring kenaikan pasar saham," kata Walter Zommerman, chief technical analyst United-ICAP.
International Energy Agency yang berpusat di Paris menaikkan prediksi permintaan global sebesar 7,7%, tapi produksi global, terutama kenaikan dari AS masih menekan harga. "Para produsen minyak AS menikmati gelombang pertumbuhan yang sangat luar biasa sehingga mereka mengerek produksi minyak setara dengan pertumbuhan permintaan global," ungkap IEA.
EIA yang merupakan lembaga di pemerintahan AS memperkirakan, produksi minyak AS akan melewati angka 11 juta barel per hari pada akhir 2018, lebih cepat setahun ketimbang prediksi awal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News