Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak terkoreksi pada awal perdagangan Selasa (12/1). Pukul 07.10 WIB, harga minyak jenis west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari 2021 di New York Mercantile Exchange ada di US$ 52,09 per barel, turun 0,30% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 52,25 per barel.
Kenaikan harga minyak tertahan karena penguatan dolar AS dan aksi jual pasar yang luas melemahkan momentum reli harga minyak. Selain itu, ancaman lockdown baru akibat penyebaran virus corona di beberapa negara memunculkan kekhawatiran baru tentang permintaan bahan bakar global.
"Kekhawatiran baru tentang permintaan karena jumlah kasus corona baru yang sangat tinggi dan pembatasan mobilitas lebih lanjut, ditambah penguatan dolar AS, menghasilkan tekanan jual pada minyak," kata analis Commerzbank Eugen Weinberg seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Harga minyak membaik, investasi hulu migas tahun ini diproyeksi meningkat
Kasus virus corona di seluruh dunia melampaui 90 juta menurut penghitungan Reuters.
Terlepas dari lockdown nasional yang ketat, Inggris menghadapi minggu-minggu terburuk pandemi, dan di Jerman kasus-kasus masih meningkat.
China Daratan mengalami peningkatan harian terbesar dalam infeksi virus dalam lebih dari lima bulan, kata pihak berwenang, ketika infeksi baru meningkat di Hebei, yang mengelilingi ibu kota, Beijing.
Di Shijiazhuang, ibu kota provinsi dan pusat penyebaran baru, orang dan kendaraan dilarang pergi, karena pihak berwenang berusaha mengendalikan penyebaran.
Dolar yang lebih kuat, didukung oleh harapan akan lebih banyak stimulus untuk meningkatkan ekonomi terbesar dunia, juga membebani harga minyak. Minyak biasanya dihargai dalam dolar, jadi dolar yang lebih kuat membuat minyak mentah lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lain.
Selanjutnya: Harga minyak terseret kekhawatiran baru usai lonjakan kasus Covid-19 di China
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News