Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak beranjak naik pada Kamis (26/12), didukung oleh potensi adanya terobosan dalam perang dagang antara Amerika Serikat dan China serta upaya-upaya yang dipimpin OPEC untuk membatasi pasokan.
Meskipun perdagangan pada hari ini masih sepi karena banyak pasar masih dalam periode liburan.
Baca Juga: Harga minyak naik terdorong penurunan persediaan Amerika Serikat
Dilansir dari Reuters, harga minyak mentah Brent naik 16 sen, atau 0,2%, pada level US$ 67,36 per barel pada 0155 GMT. Sementara West Texas Intermediate naik 20 sen, atau 0,3%, menjadi $ 61,31 per barel.
"Harga minyak terus menunjukkan kekuatan pada akhir tahun didukung oleh kombinasi kemajuan definitif pada kesepakatan perdagangan AS-China, perjanjian OPEC/OPEC + pada Desember, dan aktivitas serpih yang melambat," kata Stephen Innes, kepala strategi pasar Asia di AxiTrader.
"Semuanya menunjuk ke kinerja yang lebih kuat untuk harga minyak di Q1 daripada yang dipikirkan siapa pun pada dua bulan lalu," ujar dia.
Baca Juga: Proyek YY PHE-ONWJ ditargetkan produksi minyak pada akhir 2021
Presiden Amerika Donald Trump mengatakan pada hari Selasa lalu bahwa ia dan Presiden China Xi Jinping akan mengadakan upacara penandatanganan untuk perjanjian Fase 1 yang disebut bisa mengakhiri sengketa perdagangan mereka pada awal bulan ini.
Perang dagang selama 17 bulan ini telah menghantam pertumbuhan ekonomi global dan permintaan akan minyak, membuat kisaran harga telah terpasung sepanjang tahun.
Permintaan yang lebih rendah juga membuat pengurangan pasokan oleh OPEC dan sekutunya termasuk Rusia yang kurang efektif dalam mendukung pasar.
Baca Juga: Harga minyak Brent naik 1,22% dan WTI naik 0,97% pada perdagangan pra-Natal
Kelompok OPEC + ini sepakat pada bulan November untuk memperpanjang dan memperdalam pengurangan produksi yang akan mengurangi 2,1 juta barel per hari (bpd) pasokan dari pasar, atau sekitar 2% dari permintaan global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News