kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga minyak tergelincir setelah melompat di akhir pekan


Senin, 19 Maret 2018 / 07:39 WIB
Harga minyak tergelincir setelah melompat di akhir pekan
ILUSTRASI. HARGA MINYAK DUNIA


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melonjak 1,87% pada akhir pekan, harga minyak pagi ini tergerus tipis. Tapi, harganya masih lebih tinggi ketimbang harga rata-rata pekan lalu.

Senin (19/3) pukul 7.24 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman April 2018 di New York Mercantile Exchange turun 0,37% ke level US$ 62,11 per barel setelah melonjak ke US$ 62,34 per barel pada hari terakhir perdagangan pekan lalu.

Sejalan, harga minyak brent untuk pengiriman Mei 2018 di ICE Futures turun 0,29% ke level US$ 66,02 per barel. Jumat lalu, harga minyak ini melonjak 1,67% ketimbang hari sebelumnya.

International Energy Agency (IEA) dan OPEC pekan lalu melaporkan kenaikan persediaan minyak global. Padahal, stok minyak global ini turun dalam tujuh bulan berturut-turut sebelumnya. 

Dua lembaga ini ditambah dengan Energy Information Administration (EIA) di Amerika Serikat (AS) belum memperhitungkan pertumbuhan pasokan di luar OPEC, terutama dari AS. Alhasil, prediksi bahwa permintaan akan lebih tinggi ketimbang pasokan minyak tahun ini bisa meleset.

Ketiga lembaga ini memperkirakan, pasar minyak global masih berpeluang surplus di tahun ini. "Kami melihat, pasar minyak lebih rapuh daripada kelihatannya. Pasokan mulai mengejar permintaan yang tumbuh tinggi," kata Norbert Ruecker, head of commodity research Julius Baer kepada Reuters.

Menurut data IEA, persediaan minyak di negara-negara industri yang lebih mudah dipantau, turun hampir 200 juta barel dalam 12 bulan terakhir. Tapi, laju penurunan ini mengecil ketimbang sebelumnya.

Prospek harga minyak yang menurun ini pun tampak pada kondisi harga yang terbalik. Harga untuk pengiriman segera lebih tinggi ketimbang harga kontrak masa depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×