kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dibayangi kenaikan produksi AS, laju harga minyak tersendat


Kamis, 15 Maret 2018 / 19:17 WIB
Dibayangi kenaikan produksi AS, laju harga minyak tersendat
ILUSTRASI. Harga minyak


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) pada Kamis (15/3) cenderung mendatar atau bergerak dalam rentang yang sempit. Meski peningkatan permintaan berpotensi mendorong harga, namun masih tertahan oleh isu kenaikan produksi. Pasar mengkhawatirkan peningkatan produksi minyak mentah Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, Kamis (15/3) pukul 17.50 WIB, harga minyak mentah WTI kontrak pengiriman April 2018 di Nymex menguat tipis 0,02% ke level US$ 60,97 per barel. Jika dibandingkan sepekan sebelumnya, penguatannya telah mencapai 1,41%.

“Harga cenderung flat karena tarik menarik sentimen,” ungkap Nizar Hilmy, analis PT Global Kapital Investama Berjangka kepada Kontan.co.id, Kamis.

Menurutnya, meski Energy Information and Administration (EIA) melaporkan persediaan minyak mentah AS per pekan berakhir 9 Maret naik lebih tinggi dari ekspektasi menjadi 5,02 juta barel, tetapi persediaan bensin justru dilaporan turun lebih dalam dari perkiraan. Semula diperkirakan, stok bensin hanya akan turun 1,2 juta barel, tetapi kenyataannya turun hingga 6,3 juta barel. Kondisi itu membuat pergerakan minyak mentah tertahan.

Selain itu, tarik menarik sentimen juga terjadi karena laporan bulanan Organisasi Negara-Negara Penghasil Minyak (OPEC). Di satu sisi, produksi minyak mentah dari negara non OPEC pada 2018 yang diperkirakan tumbuh 1,66 juta barel per hari, menjadi sentimen negatif. Tetapi selama periode tersebut juga diproyeksikan terjadi kenaikan permintaan.

“Laporan OPEC memperkirakan pemintaan tahun ini tumbuh 1,60 juta barel per hari, sehingga menopang harga,” paparnya.

Deddy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoint Futures mengatakan, penguatan harga minyak mentah tertahan karena pelaku pasar masih mengkhawatirkan lonjakan porduksi minyak AS. EIA memperkirakan produksi negeri Paman Sam pada 2023 mendatang akan mencapai 17 juta barel per hari.

“Kalau dilihat, harga masih rentan tekanan dan cenderung turun,” paparnya.

Kata Deddy, walaupun OPEC dan EIA sudah memperkirakan terjadinya kenaikan permintaan, tetapi kenaikan produksi AS masih tetap membayangi. Pergerakan harga minyak WTI masih menanti rilis jumlah rig aktif AS oleh Baker Hughes pada Jumat (16/3).
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×