Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun pada hari Selasa karena data baru menambah suramnya pemulihan China pascapandemi. Di sisi lain, ekspektasi perpanjangan pengurangan pasokan oleh OPEC+ membatasi penurunan harga minyak.
Pada Selasa (5/9) pukul 16.33 WIB, harga minyak mentah berjangka Brent untuk bulan November turun 51 sen menjadi US$ 88,49 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk bulan Oktober turun tipis 14 sen menjadi US$ 85,41 per barel.
Tiongkok, negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, dianggap penting dalam menopang permintaan minyak selama sisa tahun ini. Aktivitas ekonomi yang lesu telah membuat pasar frustrasi karena stimulus yang dijanjikan tidak memenuhi harapan.
Sebuah survei sektor swasta pada hari Selasa menunjukkan bahwa aktivitas jasa Tiongkok berkembang pada laju paling lambat dalam delapan bulan pada bulan Agustus. Lemahnya permintaan terus membebani importir minyak terbesar dunia ini.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Stabil di Tengah Krisis Ekonomi China
Pasar telah memperhitungkan upaya Tiongkok baru-baru ini untuk meningkatkan perekonomian. Hal ini mengimbangi dukungan dari perkiraan pengurangan pasokan minyak.
Sementara itu, data dari Eropa juga suram. Sebuah survei menunjukkan penurunan aktivitas bisnis Zona Euro yang lebih tajam dari perkiraan pada bulan lalu karena industri jasa dominan di blok tersebut mengalami kontraksi. Data terbaru menunjukkan bahwa blok tersebut dapat jatuh ke dalam resesi.
Di Inggris, sebuah survei menunjukkan aktivitas jasa turun pada bulan Agustus. Ini adalah penurunan pertama sejak bulan Januari karena kenaikan suku bunga mengurangi permintaan konsumen dan perusahaan.
Di Jepang, negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia, belanja rumah tangga pada bulan Juli turun 5,0% dari tahun sebelumnya. Penurunan ini lebih dalam daripada perkiraan penurunan sebesar 2,5% dan berlanjut hingga penurunan bulan kelima.
Baca Juga: Harga Minyak Ditutup Naik di Tengah Prospek Perpanjangan Pengurangan Pasokan OPEC+
Perhatian juga tertuju pada data ekonomi AS yang diharapkan pada hari Selasa nanti sebagai petunjuk apakah Federal Reserve akan mengakhiri siklus kenaikan suku bunganya yang agresif.
Arab Saudi diperkirakan akan memperpanjang pengurangan minyak secara sukarela hingga bulan Oktober. Rusia akan mengumumkan kesepakatan pengurangan pasokan OPEC+ yang baru pada minggu ini, menurut wakil perdana menterinya.
Rusia telah mengumumkan akan memangkas ekspor sebesar 300.000 barel per hari (bph) pada bulan September, menyusul pemotongan 500.000 bph pada bulan Agustus. Saudi juga diperkirakan akan melanjutkan pemotongan sukarela sebesar 1 juta barel per hari pada bulan Oktober.
“Mengingat ekspektasi pasar, kecil kemungkinan kedua produsen akan menyimpang dari perpanjangan kontrak dan berisiko terjadinya aksi jual di pasar,” kata analis ING.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News