Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia tergelincir pada perdagangan Jumat (6/9), dipicu karena ketegangan perdagangan Amerika Serikat-China. Ditambah laporan pekerjaan AS yang mengecewakan, memicu kekhawatiran terhadap pertumbuhan permintaan minyak mentah yang lesu.
Mengutip Bloomberg pukul 23.03 WIB, minyak Brent pengiriman November 2019 turun 0,10% ke US$ 60,89 per barel. Minyak West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Oktober 2019 turun 0,50% ke US$ 56,02 per barel.
Asal tahu, pertumbuhan pekerjaan AS pada bulan Agustus melambat untuk bulan ketujuh berturut-turut, dengan nonfarm payrolls bertambah sebesar 130.000. Atau sekitar 28.000 lebih sedikit dari perkiraan para ekonom yang disurvei oleh Reuters.
Baca Juga: Sempat Melanjutkan Penurunan, Harga Emas Hari Ini Akhirnya Naik Tipis
"Minyak berada di bawah tekanan mengingat laporan pekerjaan AS mengecewakan dan karena revisi data ekonomi yang dapat membebani prospek pertumbuhan permintaan," kata Andy Lipow, presiden Lipow Oil Associates dilansir dari Reuters.
Permintaan minyak global hanya dapat tumbuh 900.000 barel per hari (bph) pada 2019 dan 2020, ujar analis minyak UBS Giovanni Staunovo dalam sebuah catatan mengenai tren pasar minyak.
Perkiraan lain dari pertumbuhan permintaan minyak telah berkurang menjadi sekitar 1 juta barel per hari, turun dari prediksi sebelumnya sekitar 1,3 juta barel per hari, kata para analis.
Baca Juga: Update Bursa AS: Wall Street bergerak datar setelah rilis data pekerjaan
Sementara itu, perselisihan perdagangan yang berkepanjangan antara AS dan China, konsumen minyak terbesar kedua di dunia, telah memiliki efek penurunan pada harga minyak.
Beijing dan Washington pada hari Kamis (5/9), sepakat untuk mengadakan pembicaraan tingkat tinggi pada awal Oktober. Berita itu menyemangati para investor yang berharap untuk mengakhiri perang dagang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News