kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45904,44   -19,05   -2.06%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak terdorong pemangkasan produksi OPEC, simak proyeksi untuk pekan depan


Jumat, 22 Februari 2019 / 20:37 WIB
Harga minyak terdorong pemangkasan produksi OPEC, simak proyeksi untuk pekan depan


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Organization Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan non-OPEC memangkas produksi minyak yakni sebesar 1,2 juta barel per hari pada awal tahun ini. Dalam kebijakan ini OPEC memangkas 0,8 juta barel, sementara non-OPEC mengurangi 0,4 juta barel.

HHarga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman April 2019 di New York Mercantile Exchange pada Jumat (22/2) pukul 20.00 WIB berada di US$ 57,66 per barel. Angka ini naik 1,7% dari US$ 56,96 per barel dari sehari sebelumnya. Selama sepekan, harga minyak WTI naik 3% dari US$ 55,98 per barel.

Karenanya, pasokan minyak mentah dari OPEC pada Desember lalu mencapai sebesar 32,68 juta barel per hari. Artinya persediaan minyak global bulan ini sekitar 31,48 juta barel per hari.

Ini bertujuan agar harga minyak mentah berada dalam kisaran harga yang aman. OPEC dan non-OPEC berharap harga minya tahun ini berada di lvel US$ 70-US$ 80 per barel.

Senior energy analyst Interfax Energy Abhishek Kumar menilai kesediaan OPEC dan non OPEC untuk patuh pada kesepakatan pemangkasan akan tetap menjadi dukungan kuat harga minyak hingga pertemuan April mendatang.

Analis Monex Investindo, Dini Nurhadi Yasyi mengatakan langkah OPEC dan non-OPEC sangat berpengaruh di tengah produksi minyak AS yang bertambah menjadi 12 juta barel per hari. Selain itu perkembangan perundingan dagang AS dan China ambil alih dalam peforma harga minyak saat ini.

“Perang dagang yang mereda tentu membuat ekonomi global membaik,” Kata Dini Kepada Kontan.co.id, Jumat (22/2).

International Monetary Fund (IMF) sebelumnya memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global, salah satu penyebabnya adalah karena efek perang dagang.

Dini mengamati kemungkinan besar IMF akan merevisi kembali proyeksi pertumbuhan ekonomi global jika perang dagang usai. Ia menuturkan nantinya dapat berimbas terhadap harga minyak dunia yang semakin positif.

Secara teknikal Dini melihat indikator moving average (MA) 50 dan MA 100 bergerak di atas garis yang menunjukan area positif. Sedangkan MA 200 masih berada di bawah garis. “Butuh Konfirmasi terjadinya tren naik,” kata Dini.

Sementara, indikator relative strength index (RSI) bergerak positif di area 85,46 memperlihatkan adanya over buy. Terakhir stockhastic bergerak turun di are 83,45 yang mengindikasikan jenuh beli.

Makanya ia merekomendasikan buy on rally untuk komoditas ini. Untuk perdagangan Senin (25/2), Dini memprediksi harga minyak berada di level US$ 54,00-US$ 61,50 per barel, dengan rentang sepekan di level US$ 50.00-US$ 63.70 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×