Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak naik tipis pada awal perdagangan Rabu (16/10) karena ketidakpastian dalam konflik Timur Tengah, setelah kekhawatiran permintaan menjatuhkan pasar ke level terendah sejak awal Oktober pada sesi sebelumnya.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent berjangka naik 14 sen, atau 0,2%, menjadi US$ 74,39 per barel pada pukul 02.50 GMT. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 19 sen, atau 0,3%, menjadi US$ 70,77 per barel.
Kemarin, harga minyak anjlok lebih dari 4% ke level terendah hampir dua minggu karena prospek permintaan yang lebih lemah dan setelah laporan media mengatakan Israel tidak akan menyerang situs nuklir dan minyak Iran, meredakan kekhawatiran akan gangguan pasokan.
Baca Juga: Harga Minyak Rebound Rabu (16/10) Pagi, Setelah Anjlok Kemarin
Namun, kekhawatiran tentang eskalasi konflik antara Israel dan kelompok militan Hizbullah yang didukung Iran tetap ada, dengan AS pada hari Selasa mengatakan bahwa pihaknya menentang cakupan serangan udara Israel di Beirut selama beberapa minggu terakhir.
"Setelah penurunan harga baru-baru ini, kami mungkin mengharapkan beberapa ruang bagi harga untuk stabil dalam waktu dekat, karena pelaku pasar menilai kembali perkembangan lebih lanjut di bidang geopolitik," kata Yeap Jun Rong, ahli strategi pasar di IG.
"Kejelasan lebih lanjut tentang kebijakan fiskal China juga menunggu, dan kurangnya hal-hal spesifik tampaknya menimbulkan beberapa ketidakpastian atas dampak akhirnya pada prospek permintaan minyaknya," kata Yeap.
Media lokal China melaporkan, China mungkin mengumpulkan tambahan 6 triliun yuan (US$ 850 miliar) dari obligasi khusus selama tiga tahun untuk merangsang ekonomi yang sedang lesu, meskipun itu gagal untuk menghidupkan kembali sentimen di pasar saham negara itu.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Anjlok 4% Selasa (15/10), Kekhawatiran Gangguan Pasokan Iran Reda
Di sisi permintaan minyak, baik OPEC dan Badan Energi Internasional minggu ini memangkas perkiraan mereka untuk pertumbuhan permintaan minyak global pada tahun 2024, dengan China sebagai penyumbang terbesar penurunan peringkat.
Untuk saat ini, pasar akan mencermati data persediaan minyak AS terbaru, dengan laporan mingguan American Petroleum Institute yang akan dirilis pada hari Rabu dan data Badan Informasi Energi yang akan dirilis pada hari Kamis.
Laporan tersebut akan dirilis sehari lebih lambat dari biasanya setelah hari libur federal.
Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan persediaan minyak mentah naik sekitar 1,8 juta barel dalam seminggu hingga 11 Oktober.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News