Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia kembali tertekan setelah sebelumnya menguat dalam sepekan. Melansir Bloomberg, Kamis (30/5) pukul 23.15 WIb, harga minyak WTI turun 1,09% ke US$ 78,37 per barel. Sedangkan harga minyak Brent turun 1,16% ke US$ 82,63 per barel.
Pengamat komoditas dan Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, sentimen yang membuat harga minyak dunia kembali merosot karena masih adanya kekhawatiran konflik geopolitik di Timur Tengah. Kapal kedua sudah terkena rudal dalam beberapa hari oleh pemberontak Houthi saat berlayar melalui Laut Merah. Hal ini membuat pasokan minyak mentah menjadi terganggu, sehingga harganya tertekan.
Meski begitu, Wahyu melihat bahwa secara umum komoditas salah satunya minyak, diprediksi akan dalam tren positif di sepanjang tahun 2024. Hal ini lantaran ekspektasi meredanya suku bunga Fed tahun ini, cukup membuat komoditas bertahan naik.
"Apalagi jelang OPEC+ meeting, di mana acara ini akan mengadakan pertemuan virtual pada hari Minggu (2/6) mendatang untuk meninjau kebijakan produksinya. Beberapa anggota OPEC+ secara sukarela bertahan produksi 2,2 juta barel per hari di luar pasar untuk mendukung harga," kata Wahyu kepada Kontan.co.id, Kamis (30/5).
Baca Juga: Saham AKRA Dibeli Lagi oleh Pengendali, Simak Prospek Kinerjanya
Namun, Wahyu bilang, supply minyak atau oil masih cukup menunjukkan bahwa harga tidak mudah untuk bertahan naik. Pasalnya, data Amerika Serikat (AS) mencatat adanya kelebihan cadangan.
"Angka API menunjukkan stok minyak mentah turun sebesar 6,49 juta barel dalam seminggu berakhir 24 Mei, dengan persediaan bensin turun sebesar 452.000 barel, dan distilasi naik sebesar 2,045 juta barel," imbuhnya.
Dia menambahkan bahwa meningkatnya persediaan minyak global hingga April 2024, karena permintaan bahan bakar melemah dapat memperkuat peluang produsen OPEC+ untuk menjaga pemotongan pasokan saat mereka bertemu pada 2 Juni mendatang.
"Sehingga saya lihat secara teknikal minyak masih akan terkoreksi dalam jangka pendek pasca kenaikan ke level US$ 90 per barel," kata dia.
Baca Juga: Israel Serang Rafah, Rupiah Diprediksi Makin Terpuruk ke Rp 16.350 Per Dolar AS
Wahyu pun memprediksi, harga minyak mentah WTI akan berada di sekitar US$ 80 per barel pada kuartal kedua ini. Sedangkan di akhir tahun 2024, diprediksi harganya bisa mencapai US$ 95 per barel.
Sementara itu, untuk harga minyak Brent diprediksi harganya akan mencapai US$ 85 per barel-US$ 90 per barel pada kuartal kedua 2024. Kemudian, pada akhir tahun, harga minyak Brent diperkirakan akan berada di level US$ 85 per barel-US$ 98 per barel.
Selaras dengan hal ini, Research and Development ICDX, Yoga Tirta mengatakan sentimen utama yang dapat mempengaruhi harga minyak dunia yakni, perkembangan situasi geopolitik di Timur Tengah. Terlebih saat ini terkait konflik di Jalur Gaza dan keamanan di Jalur Laut Merah.
"Selain itu, keputusan suku bunga acuan AS dan situasi ekonomi China juga menjadi sentimen yang dapat mempengaruhi harga minyak dunia, maka investor harus senantiasa memantau hal ini," kata Yoga saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (30/5).
Yoga pun memprediksi, harga minyak mentah WTI akan berada di sekitar US$ 82 - US$ 85 per barel pada kuartal kedua ini. Sedangkan di akhir tahun 2024, diprediksi harganya bisa mencapai US$ 90 per barel.
Sementara itu, untuk harga minyak Brent diprediksi harganya akan mencapai US$ 83 per barel-US$ 90 per barel pada kuartal kedua 2024. Kemudian, pada akhir tahun, harganya diperkirakan akan berada di level US$ 85 per barel-US$ 100 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News