kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

Harga Minyak Stabil di Tengah Penurunan Persediaan AS dan Permintaan yang Melemah


Rabu, 17 Juli 2024 / 11:24 WIB
Harga Minyak Stabil di Tengah Penurunan Persediaan AS dan Permintaan yang Melemah
ILUSTRASI. Oil pump jacks are seen at the Vaca Muerta shale oil and gas deposit in the Patagonian province of Neuquen, Argentina, January 21, 2019. REUTERS/Agustin Marcarian


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak stabil pada hari Rabu (17/7), dengan acuan global Brent mendekati posisi terendah satu bulan yang dicapai pada sesi sebelumnya.

Ini terjadi karena tanda-tanda melemahnya pertumbuhan permintaan di China bertentangan dengan prospek penurunan persediaan minyak AS.

Melansir Reuters, minyak mentah Brent turun 4 sen menjadi US$83,69 per barel pada pukul 03:15 GMT. Sedangkan, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga turun 4 sen menjadi US$80,72.

Kedua acuan minyak ini mengalami penurunan dalam tiga sesi sebelumnya, dengan Brent diperdagangkan serendah US$83,30 pada hari Selasa, level terendah sejak 17 Juni.

Baca Juga: Harga Minyak Turun Lebih dari 1% Selasa (16/7): Brent ke US$83,73 dan WTI ke US$80,76

Sementara kekhawatiran terhadap permintaan dari China terus membebani sentimen investor, penurunan persediaan di AS menjadi faktor yang membatasi penurunan harga minyak, kata Priyanka Sachdeva, analis pasar senior di broker Phillip Nova yang berbasis di Singapura.

"Dan data ritel AS yang stabil menunjukkan bahwa ekonomi masih sehat meskipun ada biaya pinjaman yang lebih tinggi. Ini menetralkan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi AS dan permintaan minyak yang berkurang."

China, importir minyak terbesar dunia, melihat ekonominya tumbuh 4,7% pada kuartal kedua, menurut data resmi yang dirilis awal pekan ini. Merupakan tingkat pertumbuhan paling lambat sejak kuartal pertama 2023.

Dolar AS yang lebih kuat juga menekan harga minyak, kata analis ANZ Bank, Daniel Hynes, dalam sebuah catatan.

Indeks dolar sedikit lebih tinggi untuk sesi ketiga berturut-turut pada hari Rabu, membuat minyak lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.

Di Amerika Serikat (AS), produsen dan konsumen minyak terbesar dunia, persediaan minyak mentah turun 4,4 juta barel dalam minggu yang berakhir 12 Juli, menurut sumber pasar yang mengutip data dari American Petroleum Institute.

Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan persediaan minyak mentah akan turun 33.000 barel.

Baca Juga: Harga Komoditas Anjlok, Setoran Minerba Jeblok

Administrasi Informasi Energi AS akan merilis laporan penyimpanannya secara resmi pada pukul 14:30 GMT.

Mendukung harga minyak, penjualan ritel AS tidak berubah pada bulan Juni karena penurunan penerimaan di dealer mobil diimbangi oleh kekuatan luas di tempat lain, menunjukkan ketahanan konsumen yang memperkuat prospek pertumbuhan ekonomi untuk kuartal kedua.

Sementara itu, meningkatnya risiko geopolitik juga membantu membatasi penurunan harga minyak, kata analis Growmark Energy.

Sebuah kapal tanker minyak berbendera Liberia sedang menilai kerusakan dan menyelidiki potensi tumpahan minyak setelah diserang oleh kelompok Houthi Yaman di Laut Merah, kata Pusat Informasi Maritim Gabungan Laut Merah dan Teluk Aden (JMIC) pada hari Selasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×