kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Harga minyak sawit masih konsolidasi


Senin, 22 Juni 2015 / 17:23 WIB
Harga minyak sawit masih konsolidasi


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga minyak stagnan. Berbagai faktor menyebabkan pergerakan harga naik turun. Mulai dari ancaman El Nino, pasokan yang melimpah, hingga permintaan yang berpotensi melambung.

Mengutip Bloomberg, Senin (22/6) pukul 14.19 WIB, harga minyak sawit alias CPO kontrak pengiriman September 2019 di bursa Malaysia Derivative Exchange tercatat mencapai RM 2,237. Angka ini serupa dengan penutupan harga CPO akhir minggu lalu. Sepekan, harga merosot 1,23%.

Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures menjelaskan, harga CPO masih bergerak konsolidasi. Ada beberapa faktor yang menyebabkannya. Pertama, harga minyak keledai yang sedang terkoreksi. Sebagai barang substitusi, penurunan harga minyak kedelai turut menyeret harga minyak sawit.

Apalagi harga minyak kedelai umumnya lebih murah ketimbang minyak nabati tersebut. Faktor persaingan tersebut berimbas pada membesarnya peluang masyarakat beralih ke minyak kedelai jika harga CPO sedang membubung tinggi.

Kedua, aksi negara-negara pengimpor CPO yang menimbun stok untuk persiapan menjelang bulan Ramadhan sudah berlalu. Alhasil, harga minyak sawit yang sempat menanjak ke level RM 2,341 pada tanggal 5 Juni 2015 akhirnya mulai stabil karena tingkat permintaan mulai tergerus.

Menurut informasi dari Malaysia Palm Oil Board (MPOB), pengiriman CPO per Mei 2015 melonjak 37%. Di sisi lain, ekspor minyak sawit Malaysia dalam periode 1 - 20 Juni 2015 juga terkerek 0,4% secara month to month menjadi 1,074,410 ton.

Ariana Nur Akbar, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menjelaskan, penguatan ringgit Malaysia juga melemahkan harga CPO. Mengacu Bloomberg, pasangan USD/MYR turun 0,25% menjadi 3,7340. "Orang jadi menahan diri untuk membeli minyak sawit karena mahal," tuturnya.

Di sisi lain, ia berpendapat ancaman El Nino yang dapat mempengaruhi stok minyak sawit kurang berpengaruh untuk mengangkat harga minyak. Sebab, persediaan minyak sawit dunia masih cukup tinggi.

Oleh karena itu, Ariana menilai, hingga akhir tahun harga minyak sawit rentan terkoreksi. Memang di paruh kedua tahun 2015 umumnya permintaan CPO akan meningkat.

Sebab, ada perayaan hari-hari besar di negara-negara pengimpor CPO seperti India dan Tiongkok sehingga kebutuhan minyak sawit bertambah. Apalagi wacana untuk meningkatkan penggunaan biodiesel masih mangkrak.

Sehingga, dengan persediaan CPO yang masih banjir, harga bisa berbalik arah. Sekadar informasi, produksi global CPO berkisar 60 juta ton per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×