Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak naik tipis pada Rabu (19/2) di tengah kekhawatiran gangguan pasokan minyak di AS dan Rusia. Selain itu, pasar juga menunggu kejelasan tentang pembicaraan damai Ukraina.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent naik 14 sen, atau 0,2% ke level US$ 75,98 per barel pada pukul 04.50 GMT, dan mungkin bersiap untuk kenaikan hari ketiga.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS untuk bulan Maret naik 16 sen, atau 0,2%, menjadi US$ 72,01, naik 1,8% dari penutupan pada hari Jumat dan tidak ada perdagangan pada hari Senin lantaran ada hari libur Presidents' Day.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Rabu (19/2), Brent ke US$76,04 dan WTI ke US$72,08
Kontrak bulan Maret berakhir pada hari Kamis dan kontrak bulan April yang lebih aktif naik 14 sen, atau 0,2%, menjadi US$ 71,97.
"Level US$ 70 per barel yang penting secara psikologis tampaknya bertahan kuat, dibantu oleh serangan pesawat drone Ukraina di stasiun pompa minyak Rusia dan kekhawatiran bahwa cuaca dingin di AS dapat membatasi pasokan," kata analis pasar IG Tony Sycamore.
"Selain itu, ada beberapa spekulasi bahwa OPEC+ mungkin memutuskan untuk menunda peningkatan pasokan yang direncanakan pada bulan April," katanya.
Rusia mengatakan aliran minyak melalui Konsorsium Pipa Kaspia (CPC), rute utama ekspor minyak mentah dari Kazakhstan, berkurang 30%-40% pada hari Selasa setelah serangan pesawat nirawak Ukraina di stasiun pompa.
Menurut perhitungan Reuters, pemotongan 30% akan setara dengan hilangnya pasokan 380.000 barel per hari ke pasar.
Sementara itu, cuaca dingin mengancam pasokan minyak AS, dengan Otoritas Pipa Dakota Utara memperkirakan bahwa produksi di negara bagian penghasil minyak nomor 3 itu akan turun sebanyak 150.000 barel per hari.
Baca Juga: Harga Minyak Naik akibat Gangguan Pasokan Selasa (18/2), Brent ke US$75,84
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka telah setuju untuk mengadakan lebih banyak pembicaraan dengan Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina. Kesepakatan itu dapat meringankan atau membantu menghapus sanksi yang telah mengganggu aliran pengiriman minyak Rusia.
Analis di Goldman Sachs mengatakan kemungkinan kesepakatan damai Ukraina-Rusia dan pelonggaran sanksi terkait terhadap Rusia tidak mungkin meningkatkan aliran minyak Rusia secara signifikan.
"Kami yakin bahwa produksi minyak mentah Rusia dibatasi oleh target produksi OPEC+ sebesar 9 juta barel per hari, bukan sanksi saat ini, yang memengaruhi tujuan tetapi tidak volume ekspor minyak," kata mereka dalam sebuah laporan.
Israel dan Hamas juga akan memulai negosiasi tidak langsung pada tahap kedua kesepakatan gencatan senjata Gaza, kata para pejabat pada hari Selasa.
Namun, Trump mengatakan pada hari Selasa bahwa ia bermaksud untuk mengenakan tarif otomotif sekitar 25% dan bea serupa pada semikonduktor dan impor farmasi.
Tarif dapat menaikkan harga produk konsumen, melemahkan ekonomi, dan mengurangi permintaan bahan bakar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News